Temukan Ulat di Menu BMG di Kotim

Ulat di Menu MBG Ditemukan Lagi, DPRD Kalteng Desak Izin Penyedia Dicabut Jika Langgar Aturan

Anggota Komisi II DPRD Kalteng Sutik, mendesak pengawasan yang jauh lebih ketat terhadap penyedia makanan MBG, kasus temuan ulat di telor di Kotim

TRIBUNKALTENG.COM/ MUHAMMAD IQBAL ZULKARNAIN
WAWANCARA - Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Tengah, Sutik saat diwawancarai awak media, Jumat (14/11/2025) sore. 

Ringkasan Berita:
  • Anggota DPRD Kalteng Dapil Kotim-Seruyan menegaskan tindak tegas penyedia makanan pada program BMG jika melakukan pelanggaran.
  • Hal itu menyusul adanya temuan ulat di menu BMG pada telur di SMPN 1 Sampit Kotim, Jumat (14/11/2025) kemarin.
  • Menurutnya menjadi pelajaran dan pengalaman jangan sampai terulang kembali kasus serupa di wilayah Kalteng secara keseluruhan.

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Dugaan masalah kebersihan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali berulang di sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Setelah kasus temuan ulat di menu MBG di Palangka Raya, peristiwa serupa kini terjadi di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.

Warga dibuat heboh oleh beredarnya video berdurasi 12 detik yang menunjukkan adanya ulat pada telur yang disajikan sebagai lauk makan pagi. 

Diketahui, kejadian tersebut disebut berada di lingkungan SMPN 1 Sampit, pada Jumat (14/11/2025) pagi. 

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi II DPRD Kalteng Sutik, mendesak pengawasan yang jauh lebih ketat terhadap penyedia makanan MBG.

"Kalau bisa, Dinas Kesehatan itu mengecek bagian isi makanannya. Jangan hanya penyedia yang menyiapkan,” ujarnya, Jumat (14/11/2025) sore.

Legislator daerah pemilihan (Dapil) Kotawaringin Timur-Seruyan tersebut menilai, persoalan ini mungkin terkait kapasitas kerja penyedia makanan MBG yang terlalu banyak menangani sekolah.

“Nah, SPPG-nya juga saya pikir jangan terlalu banyak (mengurus sekolah). Karena masaknya banyak, jadi mungkin sejak pagi, bahkan mungkin dari sore sudah mulai masak. Jadi kalau bisa nanti dicek benar-benar, diawasi benar-benar,” katanya.

Ia mengingatkan agar penyedia tidak diberikan beban kerja yang berlebihan.

“Terus jangan diperbolehkan melayani banyak sekolahan. Kalau bisa satu sekolahan saja itu sudah banyak. Karena kalau kebanyakan, masaknya kan tidak mungkin jadi satu, pasti berkali-kali,” tegasnya.

Terkait temuan ulat pada telur, ia turut mempertanyakan lamanya penyimpanan makanan tersebut sebelum disajikan.

“Mungkin yang terjadi ini masakan yang pertama. Kalau sampai ada ulat itu pasti lama, yakin saja. Apa lagi ini malah di telurnya ada ulat kan lucu,” tutur Sutik.

Ia menegaskan, pentingnya pengawasan berlapis agar kejadian serupa tidak terus berulang.

“Pengawasannya harus ketat. Memang harus diawasi, jangan terlalu banyak,” ujarnya.

Baca juga: Video Viral Temukan Ulat di Menu MBG di Kotim Kalteng Hebohkan Warga, Ketua SPPG Buka Suara

Baca juga: Temuan Ulat pada Menu MBG, DPC GMNI Palangka Raya Pertanyakan Kualitas Pengawasan

Jika penyedia makanan terbukti tidak mematuhi aturan, Sutik menyebut perlu ada tindakan tegas.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved