Putra Agustiar Sabran Menikah

Makna Filosofis di Balik Prosesi Ritual Adat Dayak di Pernikahan Deden Putra Sulung Gubernur Kalteng

Prosesi adat perkawinan Dayak yang digelar di Betang Eka Tingang Nganderang, menelik makna dari setiap prosesi ritual adat Dayak Deden-Bunga

TRIBUNKALTENG.COM/ MUHAMMAD IQBAL ZULKARNAIN
PROSESI ADAT - Deden Wigustianto dan Bunga Aulia Kinanty Kiai Demak melaksanakan prosesi tampung tawar di Betang Eka Tingang Nganderang, Palangka Raya, Sabtu (25/10/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Prosesi adat perkawinan Dayak yang digelar di Betang Eka Tingang Nganderang, Palangka Raya, Sabtu (25/10/2025), menjadi salah satu momen paling menarik dalam rangkaian pernikahan Deden Wigustianto, dan Bunga Aulia Kinanty Kiai Demak.

Sejak pagi, suasana di sekitar Betang dipenuhi warna-warni kain adat, tabuhan musik tradisional, dan aroma kue khas Dayak yang disajikan untuk tamu. 

Para penari dengan busana bulu enggang menyambut kedatangan kedua mempelai dengan gerak yang anggun, menggambarkan keharmonisan dan doa restu alam.

Salah satu tradisi yang mencuri perhatian ialah penyajian bubur empat warna yang melambangkan keseimbangan hidup, putih untuk kesucian, merah untuk semangat dan keberanian, hitam sebagai penolak bala, dan kuning sebagai lambang kemuliaan.

Tak kalah unik, tersedia pula 41 macam kue tradisional yang menjadi simbol keberagaman rezeki dan kebahagiaan dalam rumah tangga. 

Setiap jenis kue memiliki makna tersendiri, seperti harapan akan umur panjang, kesetiaan, dan kehidupan yang manis.

Selain itu, prosesi tampung tawar turut digelar sebagai bentuk doa dan restu dari para tetua adat kepada kedua mempelai. 

Air tampung tawar dipercikkan ke tangan dan kepala pasangan, sebagai simbol penyucian diri, penolak bala, dan harapan agar keduanya senantiasa diberkahi kedamaian dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Puncak prosesi adat ditandai dengan pelepasan janur (daun kelapa muda). 

Janur yang semula diikat kemudian dilepaskan simpulnya sebagai lambang agar rumah tangga pasangan ini berjalan mulus dan terbebas dari segala halangan.

Janur yang semula diikat kemudian dilepaskan simpulnya sebagai lambang agar rumah tangga pasangan ini berjalan mulus dan terbebas dari segala halangan.

Keseluruhan rangkaian adat berlangsung penuh khidmat, menjadikan momen tersebut bukan sekadar seremoni, tetapi perwujudan nilai-nilai kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat Dayak Kalimantan Tengah.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Edy Pratowo, yang turut berhadir dalam prosesi adat tersebut, menyampaikan ucapan selamat dan doa bagi kedua mempelai.

“Selamat kepada Deden dan Bunga yang hari ini melaksanakan pemenuhan adat sebagai bagian dari rangkaian pernikahan. Besok akan dilaksanakan resepsi, tentu kami selaku Wakil Gubernur sekaligus warga Kalimantan Tengah merasa sangat bergembira,” ujarnya.

Edy menambahkan, hari ini merupakan momen penuh kebahagiaan bagi keluarga besar Gubernur Kalteng.

Baca juga: Sah secara Adat Dayak, Deden-Bunga Jalani Pemenuhan Jalan Hadat di Betang Eka Tingang Nganderang

Baca juga: Deden dan Bunga Menikah, Acara Adat Digelar 25 Oktober 2025, Besok Akad Nikah di Rujab Gubernur

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved