Kuliner Palangkaraya
UMKM di Palangka Raya, Ada Cilok Urat, Ubi Cilembu Pakai Pikap hingga Gurihnya Sempol Ayam
Berikut pilihan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Palangka Raya Kalteng. Ada Cilok Urat, Ubi Cilembu Pakai Pikap hingga Gurihnya Sempol Ayam
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Berikut pilihan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Palangka Raya Kalteng.
Kisah Iman, seorang penjual cilok urat yang berjualan menggunakan gerobak sederhana di Jalan G. Obos 12, Kota Palangka Raya.
Baca juga: Wisata Kuliner Palangka Raya, Berkunjung ke Ming Truck Ada Kopi Lokal Kalteng hingga Khas Pontianak
Sejak pagi hari, Iman sudah sibuk menyiapkan dan melayani penjualan cilok uratnya.
Makanan ringan ini memang memiliki daya tarik tersendiri dengan tekstur yang kenyal berpadu potongan urat gurih, disajikan dengan bumbu kacang pedas yang menjadi ciri khasnya.
Penjual Cilok Urat Iman menceritakan, perjalanan usaha kulinernya yang telah berjalan cukup lama. Ia mulai berjualan cilok urat ini hampir dua tahun.
“Jualan cilok ini udah 1 tahun 9 bulan,” ungkap Iman saat ditemui Tribun Kalteng.com pada Senin (20/10/2025) pagi.
Berkat ketekunan dan konsistensi yang dijaga, Iman mampu memproduksi dan menjual cilok dalam jumlah yang banyak setiap harinya.
Angka penjualan harian ciloknya terbilang fantastis untuk ukuran jajanan kaki lima.
“Seribu lebih cilok habis dalam sehari,” jelas Iman.
Untuk tempat berjualan, Iman memilih lokasi di Jalan G. Obos 12 setiap harinya.
Jalan ini dikenal sebagai salah satu jalur yang ramai dan strategis di Kota Palangka Raya, yang sangat mendukung usahanya.
“jualannya di sini aja,” ungkap Iman, menunjukan lokasi jualan yang ia tempati setiap harinya.
Kisah Iman membuktikan bahwa kuliner dengan modal sederhana pun memiliki potensi besar untuk sukses dan berkembang. Kerja keras dan inovasi produk menjadi kunci bagi para pelaku UMKM untuk terus maju.
Ubi Cilembu di Palangka Raya
Seorang perantau asal Bandung, Jawa Barat bernama Asep (50) mengais rezeki di Kota Palangka Raya dengan berjualan ubi Cilembu.
Ia berkeliling menggunakan mobil pick up dari satu sudut kota ke sudut lainnya untuk menawarkan dagangannya.
Asep mengatakan baru dua bulan tinggal di Palangka Raya. Ia memutuskan merantau untuk mencoba usaha ubi Cilembu yang menurutnya memiliki banyak peminat.
"Baru dua bulan saya di sini, jual ubi Cilembu keliling," ujarnya, Senin (20/10/2025).
Pasokan ubi yang ia jual bukan didapat dari pasar lokal, melainkan dikirim langsung dari Bandung. Ia menyebut ubi tersebut dipaketkan menggunakan jasa ekspedisi. "Ubinya dari Bandung, dipaketkan lewat ekspedisi," katanya singkat.
Setiap hari Asep mampu menghabiskan dua hingga tiga karung ubi, tergantung jumlah pembeli. Ia menjual ubi dalam dua pilihan, yaitu mentah dan sudah dimasak. "Kalau masak Rp40 ribu per kilo, kalau mentah Rp30 ribu," jelasnya.
Selain dijual per kilogram, Asep juga menyediakan penjualan eceran untuk memudahkan pembeli. "Bisa juga beli per biji," ujarnya.
Asep tidak berjualan di satu tempat saja, melainkan berkeliling kota menggunakan pick up. Cara itu ia lakukan agar dagangannya lebih cepat dikenal masyarakat.
Menurut Asep, berjualan secara keliling memberinya peluang untuk bertemu lebih banyak pembeli. Ia berharap usahanya bisa terus berjalan dan diterima warga Palangka Raya.
Gerobak Sempol Ayam
Setiap sore di pinggir Jalan G Obos Induk, Palangka Raya, tampak sebuah gerobak sederhana dengan aroma gurih sempol ayam.
Ada sosok Yoga, remaja berusia 18 tahun yang kini berjualan untuk membantu keluarganya.
Gerobak sempol ayam ini menarik perhatian banyak orang karena selain rasanya enak, harganya juga sangat terjangkau. Satu tusuk sempol dijual hanya Rp 2000, tak heran jika banyak anak sekolah, pekerja, hingga orang tua yang sering mampir untuk membeli.
Sempol ayam yang dijual di gerobak ini terbuat dari campuran daging ayam dan tepung, lalu dibentuk lonjong dan ditusuk seperti sate.
Setelah itu digoreng hingga kecokelatan dan disajikan hangat-hangat. Aroma gurih dari minyak panas dan bumbu membuat siapa saja yang lewat langsung tergoda.
Selain sempol ayam, gerobak ini juga menyediakan berbagai pilihan saus, seperti sambal pedas, saus tomat, dan saus kacang.
Pelanggan dapat memilih saus sesuai selera mereka, menambah cita rasa pada sempol yang sudah nikmat. Banyak pelanggan yang mengaku bahwa saus pedasnya menjadi favorit karena memberikan sensasi yang berbeda.
Yoga, penjual sempol ayam yang masih berusia 18 tahun, mengaku sudah berjualan sejak beberapa bulan terakhir. Ia menggantikan orangtuanya yang sebelumnya mengelola gerobak tersebut.
"Saya bantu jualan karena orangtua sedang tidak bisa turun langsung. Sekarang saya yang pegang penuh," ujar Yoga.
Setiap hari, Yoga mulai membuka gerobaknya sekitar pukul 8 pagi.
Dalam sehari, jika dagangannya habis, ia bisa menghasilkan hingga Rp500 ribu. Uang tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan membantu keluarga di rumah.
Gerobak sempol ayam di G Obos Induk seberang masjid Darrusalam ini kini menjadi salah satu pilihan jajanan warga Palangkaraya.
Selain murah dan mengenyangkan, usaha kecil ini juga menunjukkan semangat kerja keras anak muda dalam membantu keluarganya.
(Tribunkalteng.com/magang/Khalda/Dhea/Ariyanto)
| Usaha Kuliner di Palangka Raya Wajib Kantongi SLHS, Ini Penjelasan DPMPTSP |
|
|---|
| Peluang Untung Usaha Kuliner di Palangka Raya, Jual Abon di Online dan Pentol Laris di Live TikTok |
|
|---|
| Nikmatnya Minum Es Burjo dan Makan Asinan Segar, Cek Lokasi dan Harganya |
|
|---|
| Wisata Kuliner Palangkaraya, Kedai Itah Sajikan Keasrian Hutan, Budaya Lokal dan Menu dari Kebun |
|
|---|
| Keripik Kalakai Imur Camilan Khas Palangkaraya Lezat dan Berkhasiat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.