DPRD Kalteng
27 Siswa di Palangka Raya Keracunan MBG, Ini Tanggapan Waket III DPRD Kalteng
Para siswa mengeluhkan sakit perut, mual, dan pusing, hingga akhirnya mendapatkan penanganan medis.
Penulis: Muhammad Iqbal Zulkarnain | Editor: Pangkan Banama Putra Bangel
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Sebanyak 27 siswa kelas V SDN 3 Bukit Tunggal, Palangka Raya, mengalami keracunan makanan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Jumat (4/9/2025) lalu.
Para siswa mengeluhkan sakit perut, mual, dan pusing, hingga akhirnya mendapatkan penanganan medis.
Kasus ini mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua III DPRD Kalimantan Tengah, Junaidi, yang mengingatkan agar semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program MBG lebih berhati-hati.
Baca juga: Kakanwil Kemenkum Kalteng Ingatkan Pentingnya Harmonisasi Perda dan Peraturan Perundang-undagan
Baca juga: Kakanwil BPN Kalteng Sebut 1.432 Desa Berada dalam Kawasan Hutan
Baca juga: Hari Pertama Sekolah Rakyat di Kotim, Siswa Antusias Masuk Asrama dan Ikuti MPLS
“Harapan kita, dapur-dapur di Palangka Raya yang menyediakan makanan bergizi gratis bisa lebih waspada. Jangan sampai kejadian seperti di Pulau Jawa, di mana lebih dari 5.000 siswa keracunan, terulang di sini,” kata Junaidi, Selasa (30/9/2025).
Junaidi menyebut, kualitas makanan yang disajikan harus benar-benar dijaga, mulai dari pemilihan bahan, penyimpanan, hingga penyajiannya.
Ia menekankan, pentingnya memperhatikan kebersihan lingkungan dapur dan sanitasi.
“Bahan makanan seperti ikan atau ayam harus dalam kondisi segar. Jangan sampai menggunakan yang sudah tidak layak konsumsi. Bumbu-bumbunya pun harus dicek, jangan sampai melewati tanggal kedaluwarsa,” tegasnya.
Lebih lanjut, Junaidi menilai lingkungan dapur yang tidak bersih, sistem pembuangan air yang buruk, dan keberadaan lalat bisa menjadi penyebab utama keracunan, sebagaimana yang juga terjadi di sejumlah daerah lain.
“Sanitasi, drainase, dan pembuangan limbah harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai makanan terkontaminasi bakteri karena lalat atau lingkungan yang kotor,” tambahnya.
Terkait penanganan, ia mendukung langkah pemerintah pusat jika perlu memberi sanksi tegas bagi dapur MBG yang lalai.
“Kalau memang ditemukan pelanggaran, ya mau tidak mau harus diberi peringatan. Kalau perlu ditutup sementara, ya kita sepakat. Ini demi keselamatan anak-anak,” ujarnya.
Meski demikian, Junaidi juga mengingatkan agar program MBG tidak kehilangan semangat.
Menurutnya, menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak ialah hal mulia, namun tetap harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
“Kami tahu ini tidak mudah, untungnya juga tidak besar. Tapi ini soal tanggung jawab terhadap anak-anak. Maka dari itu, kualitas dan kebersihan harus jadi prioritas utama,” pungkasnya.
(Tribunkalteng.com)
Klarifikasi PT WS 88, Waket Komisi II DPRD Kalteng Tegaskan Dukung Tegakan Aturan Lingkungan |
![]() |
---|
Sanksi 26 Perusahaan Tambang Batu Bara di Kalteng, DPRD Perkuat Pengawasan dan Komunikasi ke ESDM |
![]() |
---|
Anggota Komisi I DPRD Kalteng Sebut Perlu Regulasi untuk Pungut Pajak Alat Berat |
![]() |
---|
DPRD Kalteng Ingatkan Pemutihan Pajak Tingkatkan Kesadaran Membayar Kewajiban |
![]() |
---|
Ketua Komisi II DPRD Kalteng Tekankan Kewajiban Reklamasi 31 PBS Tambang Disetop Sementara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.