Berita Palangka Raya

Bugar di Usia 72 Tahun, Rahasia Mbah Dikem Pakai Sepeda Ontel Jualan Susu Kedelai

Pedagang Susu Kedelai, Mbah Dikem berkeliling dengan sepeda ontel untuk menjajakan dagangannya termasuk saat Car Free Day, Minggu (7/9/2025).

Bugar di Usia 72 Tahun, Rahasia Mbah Dikem Pakai Sepeda Ontel Jualan Susu Kedelai - Mbah-Dikem-jualan-susu-kedelai-1-7-September-2025.jpg
Arai Nisari/Tribunkalteng.com
BERJUALAN - Mbah Dikem (72) tampak tersenyum ramah saat berjualan susu kedelai di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan Yos Sudarso, Palangka Raya, Minggu (7/9/2025).
Bugar di Usia 72 Tahun, Rahasia Mbah Dikem Pakai Sepeda Ontel Jualan Susu Kedelai - Mbah-Dikem-berjualan-susu-kedelai-7-September-2025.jpg
Arai Nisari/Tribunkalteng.com
BERJUALAN - Mbah Dikem (72) tampak tersenyum ramah saat berjualan susu kedelai di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan Yos Sudarso, Palangka Raya, Minggu (7/9/2025).

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA – Usia senja tak membuat langkah seorang nenek berusia 72 tahun surut.

Setiap minggu pagi di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan Yos Sudarso, Palangka Raya, Mbah Dikem sapaan akrabnya, sudah terlihat mengayuh sepeda ontelnya. 


Pada bagian belakang sepeda, menempel kotak styrofoam sederhana berisi puluhan bungkus susu kedelai racikan sendiri, lengkap dengan es batu agar tetap segar.

Baca juga: Cafe Atmosfer, Hadirkan Konsep Nongkrong Unik di Atas Sungai Rungan Palangka Raya

Dengan senyum ramah, Mbah Dikem menawarkan dagangan kepada para pengunjung CFD yang sedang 
jalan santai. 


Tak jarang, pembeli langsung menyerbu dagangannya karena dikenal segar dan murah meriah.

“Alhamdulillah, cepat habis. Tadi bawa 45 bungkus, jam delapan sudah ludes. Sisa kacang goreng dan kerupuk aja,” ujarnya sambil tertawa ringan, Minggu (7/9/2025).

Tak hanya di CFD, Mbah Dikem juga punya rutinitas harian.

Saat hari sekolah, ia biasanya mangkal di Jalan Kartini. 


Sore harinya, ia mengayuh sepeda menuju kawasan Bundaran Jalan Seth Adji.

Jika ada Car Free Night, ia pun ikut berjualan di lokasi tersebut.

“Sepeda ini juga bikin badan tetap kuat, jadi enggak gampang sakit,” katanya.

Semua susu kedelai yang dijual Mbah Dikem dibuat dengan cara tradisional.

Kedelai di haluskan, lalu di peras manual dan direbus selama satu setengah jam. 


Untuk menambah aroma, ia hanya menggunakan daun pandan dan jahe, tanpa bahan pengawet, susu atau pewarna tambahan.


“Sehari bikin dua kali. Sekilo kedelai bisa dapat sekitar 50 bungkus. Susunya cuma tahan semalam, jadi enggak bisa disimpan lama,” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved