Berita Kotim Kalteng

Camat Pulau Hanaut Ungkap Pasokan Listrik masih Bergantung dari Kecamatan Seranau Kotim

Fahrujiansyah menjelaskan, sumber persoalan listrik di Pulau Hanaut disebabkan jaringan yang masih bergantung dari Kecamatan Seranau Kotim 

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra
PERNYATAAN - Camat Pulau Hanaut, Fahrujiansyah, membeberkan kondisi riil pelayanan listrik yang selama ini dikeluhkan masyarakat, Senin (24/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  •  Camat Pulau Hanaut, Fahrujiansyah, membeberkan kondisi riil pelayanan listrik yang dikeluhkan warganya.
  • Menurutnya, pasokan listrik di Pulau Hanaut mash bergantung pada Kecamatan Seranau Kotim hingga saat ini.
  • Kondisi listriknya masih belum memadai wilayahnya, terkadang bisa terjadi pemadaman lantaran faktor cuaca, jarak jaringan yang terlalu jauh antar kedua wilayah tersebut.

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Camat Pulau Hanaut, Fahrujiansyah, membeberkan kondisi riil pelayanan listrik yang selama ini dikeluhkan masyarakat. 

Selain sering mengalami pemadaman panjang, jaringan listrik di wilayah tersebut juga kerap mengalami penurunan tegangan (drop) sehingga mengganggu aktivitas warga dan penggunaan perangkat elektronik.

Fahrujiansyah menjelaskan, sumber persoalan listrik di Pulau Hanaut disebabkan jaringan yang masih bergantung dari Kecamatan Seranau

Jarak yang jauh dan kondisi medan yang berat membuat jaringan sangat rentan terhadap gangguan.

“Jaringan dari Seranau ke Pulau Hanaut itu melewati hutan. Kalau hujan atau angin kencang, pohon mudah tumbang dan menimpa kabel. Perbaikan di lapangan pun tidak mudah karena petugas perlu waktu untuk menjangkau lokasi,” jelasnya, Senin (24/11/2025).

Ia mengungkapkan, pemadaman terlama yang pernah terjadi di Pulau Hanaut mencapai 21 hari. 

Meski begitu, ia bersyukur bahwa beberapa pemadaman terakhir bisa ditangani lebih cepat.

“Alhamdulillah kemarin ada pemadaman, tapi tiga hari sudah bisa teratasi," bebernya. 

Namun gangguan tak hanya sebatas pemadaman. Tegangan listrik di Pulau Hanaut juga sering berada di bawah standar.

“Standar tegangan itu 220 volt, tapi di sini kadang hanya 160–165 volt. Tegangan rendah membuat kulkas tidak bisa membeku, AC hidup tapi tidak dingin. Bahkan untuk es batu saja warga harus beli ke seberang," katanya. 

Ia menambahkan,kondisi ini terjadi karena jarak suplai dari Seranau terlalu jauh dan kapasitas trafo yang digunakan tidak memadai untuk kebutuhan warga.

Fahrujiansyah mengungkapkan, masih ada sejumlah wilayah yang belum sama sekali tersentuh jaringan listrik.

“Seperti Dusun Handil London, Tukang Lobby, Dusun Grombol di Desa Bantian, serta Handil Mawar. Semua sedang kita data, termasuk rencana pemasangan gratis melalui program gerisip," terangnya.

Baca juga: DPRD Kotim Dorong PLN Bangun Jaringan Listrik di Pulau Hanaut, 25 Desa Masih Belum Teraliri

Baca juga: Kondisi Korban Tersengat Listrik di Sampit Kotim Kalteng Alami Luka Bakar 40 Persen

Menurutnya, hal ini menjadi keprihatinan tersendiri karena Pulau Hanaut sudah cukup lama terisolasi dari sisi infrastruktur jalan, sehingga seharusnya listrik tidak lagi menjadi barang langka.

Ia berharap, pemerintah daerah dan DPRD dapat terus memberikan dukungan, terutama dari wakil rakyat Dapil III yang membawahi wilayah selatan Kotim.

“Ini kebutuhan dasar masyarakat. Jangan sampai Pulau Hanaut yang sudah lama terisolasi juga tertinggal dalam penerangan, padahal Indonesia sudah 80 tahun merdeka," tandasnya

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved