Berita Kotim Kalteng

Bupati Kotim Halikinnor Tanggapi Pendangkalan Sungai Mentaya, Pengerukan Ditarget Mulai Akhir 2025

Mulai terjadi pendangkalan Sungai Mentaya mendapat perhatian dari Bupati Kotim Halikinnor, diperkirakan dilakukan pengerukan diakhir tahun 2025

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra
WAWANCARA - Bupati Kotim Halikinnor, Kepala KSOP Kelas III Sampit, Hotman Siagian, saat ditemui kemarin, Rabu (17/9/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Sungai Mentaya yang membentang di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, kini menghadapi persoalan serius berupa pendangkalan akibat sedimentasi lumpur terjadi selama bertahun-tahun. 

Kondisi ini terutama dirasakan di area muara dan alur pelayaran menuju Pelabuhan Sampit, sehingga cukup mengganggu aktivitas transportasi air.

Bupati Kotim Halikinnor menegaskan, pihaknya tidak menutup mata terhadap permasalahan tersebut. 

Menurutnya, sungai Mentaya memang besar dan lebar, namun sudah cukup dangkal akibat sedimen yang lama tidak pernah dikeruk.

“Jadi alur ini memang kita tahu sungai Mentaya ini besar, lebar, tetapi dangkal. Ini mungkin pengaruh sedimen yang sekian tahun tidak pernah dikeruk,” kata Halikinnor, Rabu (17/9/2025).

Ia menyebutkan, saat ini sudah ada langkah konkret yang dilakukan pemerintah daerah dengan menggandeng pihak ketiga untuk membantu pengerukan. 

Salah satunya adalah kerja sama dengan PT Indika Surabaya, yang disebut telah menyelesaikan tahap pra-FS (Feasibility Study) dan FS.

“Selama ini PT Indika Surabaya sudah kita libatkan, dan informasinya pra-FS serta FS sudah selesai. Tinggal menunggu perizinan dari Kementerian Perhubungan. Bahkan ada perkembangan baru, ada investor lain yang juga siap membiayai. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa terealisasi,” ujarnya.

Halikinnor juga mengaku, sempat mendapat tawaran dari perusahaan lain yang ingin bekerja sama dalam pengerukan, namun dirinya menegaskan bahwa proses yang sudah berjalan cukup lama tidak bisa begitu saja digantikan. 

Ia berharap proyek pengerukan bisa dimulai pada akhir 2025 atau awal 2026.

“Ini sangat penting. Hasil bumi kita, baik dari perkebunan maupun tambang, Insya Allah tahun depan sudah banyak yang beroperasi. Tentu membutuhkan jalur transportasi memadai agar kapal dengan kapasitas besar bisa langsung masuk ke Pelabuhan Sampit,” tambahnya.

Terkait target waktu pengerukan, Halikinnor enggan menjawab rinci dan menyerahkannya kepada pihak teknis. 

Namun ia menjelaskan bahwa pengerukan nantinya bukan sekadar memperdalam alur lama, melainkan membuat alur baru sepanjang kurang lebih 16 mil.

“Alur lama tetap ada dan tidak diganggu. Jadi masyarakat bisa memilih mau lewat alur lama atau alur baru. Kalau alur baru nanti ada biaya retribusi karena akan terus dipelihara kedalamannya sampai sekitar 10 meter,” jelasnya.

Di sisi lain, Kepala KSOP Kelas III Sampit, Hotman Siagian, membenarkan adanya pendangkalan pada alur Sungai Mentaya, terutama di dua titik jalur pelayaran. 

Menurutnya, pengerukan memang mendesak dilakukan agar aktivitas pelayaran tetap lancar di masa depan.

“Untuk saat ini, kapal masih bisa beroperasi. Draft kapal di wilayah Pelabuhan Dermaga Umi masih bisa sampai enam meter. Namun ke depan perlu dilakukan pengerukan secara bertahap sesuai aturan Kementerian Perhubungan,” jelas Hotman.

Baca juga: Bupati Kotim Halikinnor Apresiasi Demo di DPRD Berjalan Aman, Ingatkan Pentingnya Jaga Kondusifitas

Baca juga: Jawab Keresahan Warga, Lurah Baamang Hulu Janji Buat Jalan Alternatif di Pinggir Sungai Mentaya

Ia menambahkan, tahapan pengerukan akan melalui mekanisme perizinan dan pengawasan ketat, sehingga tidak hanya memastikan kelancaran transportasi laut, tetapi juga menjaga aspek keselamatan dan lingkungan di Sungai Mentaya.

Dengan adanya dukungan pemerintah daerah dan kerja sama pihak ketiga, masyarakat Kotim menaruh harapan besar agar pengerukan Sungai Mentaya benar-benar terealisasi. 

Proyek ini dianggap vital demi kelancaran arus barang, terutama hasil bumi dan tambang yang akan menjadi tulang punggung ekonomi daerah dalam beberapa tahun ke depan. 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved