Berita Kotim Kalteng
Bau Tak Sedap dari Depo Sampah Dekat SMPN 3 Sampit Dikeluhkan, Bupati Kotim Minta Kajian Mendalam
Depo sampah yang berada dekat SMPN 3 Sampit dikeluhkan lantaran mengeluarkan bau tak sedap, Bupati Kotim Halikinnor minta agar dapat dikaji mendalam
Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Keberadaan depo sampah yang berada dekat SMPN 3 Sampit kembali menuai sorotan. Pihak sekolah melayangkan surat keluhan karena bau tak sedap yang dinilai mengganggu aktivitas belajar mengajar.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor, meminta jajarannya untuk melakukan rapat dan kajian sebelum memutuskan langkah lebih lanjut.
Ia menilai penutupan depo tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.
“Surat dari sekolah sudah saya terima, dan sudah saya disposisikan ke Sekda untuk dirapatkan. Selama ini memang ada keluhan soal bau. Tapi berdasarkan laporan DLH, saat ini depo sudah dibersihkan setiap hari sehingga tidak menimbulkan bau lagi,” ujar Halikinnor, Selasa (16/9/2025).
Meski demikian, Halikinnor tetap menginstruksikan agar persoalan ini ditelaah secara menyeluruh.
Ia menekankan, jika depo benar-benar mengganggu kenyamanan, opsi penutupan bisa dipertimbangkan.
Namun, ia juga mengingatkan agar solusi alternatif disiapkan agar tidak menimbulkan masalah baru.
“Kalau ditutup, kebutuhan depo di wilayah itu bagaimana? Jangan sampai setelah ditutup, sampah malah dibuang sembarangan di pinggir jalan. Jadi harus ada jalan keluar lain yang lebih baik,” tegasnya.
Bupati juga meminta, agar evaluasi dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari DLH, dewan pendidikan, guru, hingga masyarakat sekitar.
Hal ini untuk memastikan apakah bau sampah masih dirasakan terutama pada jam belajar siswa.
“Kalau memang masih bau, itu bisa mengganggu kesehatan anak-anak kita. Tapi kalau sudah bisa diatasi dan tidak ada bau lagi, depo tetap bisa dipertahankan karena memang dibutuhkan,” jelasnya.
Baca juga: Tingkatkan Pengelolaan Depo Sampah di Kotim Kalteng, Plt Kepala DLH Angkat 8 Tekon Khusus
Baca juga: SDN 3 Tumbang Tahai Gelar Workshop Pengembangan Modul P5 Pengolahan Sampah Organik
Selain itu, Halikinnor menyebut pengelolaan sampah tidak harus ditangani pemerintah daerah sendiri.
Ia mendorong kerja sama dengan BUMD, koperasi, maupun BUMDes agar penanganan sampah bisa lebih efektif dan melibatkan masyarakat.
“Untuk skala kecil, bisa dikerjasamakan dengan daerah. Jadi sampah tetap tertangani, sekolah juga tidak terganggu, dan kebersihan kota tetap terjaga,” pungkasnya.
Kasus TBC di Kotim Capai 506 Kasus Pada 2025, HIV/AIDS Fluktuatif dan Malaria Terkendali |
![]() |
---|
Adinkes Kalteng Gelar Pertemuan Bahas Penanggulangan dan Eliminasi AIDS, TBC, dan Malaria 2030 |
![]() |
---|
Dinkes Kotim Siagakan Layanan Kesehatan Antisipasi Masyarakat Terdampak Korban Banjir |
![]() |
---|
Karhutla di Mentawa Baru Ketapang Kotim, Personel BPBD Kesulitan Cari Sumber Air Padamkan Api |
![]() |
---|
Sepekan 20 Desa di Kotim Terendam Banjir, BPBD Tetapkan Siaga Darurat Hingga Akhir Oktober 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.