Berita Kotim

Pesan BPBD Kotim, Kewaspadaan Karhutla di Kotawaringin Timur

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Multazam berpesan.

Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra
DOKUMENTASI - Foto bersama Wabup Kotim, Irawati, Kepala BPBD Kotim, Multazam dan beberapa kepala OPD Kotim, Senin (4/8/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Meski hujan mengguyur Kota Sampit dan sekitarnya dalam dua hari terakhir, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih perlu diwaspadai. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Multazam berpesan.

Hal ini disampaikannya usai pelaksanaan apel siaga lintas sektor yang digelar BPBD Kotim, Senin (4/8/2025).

Baca juga: Kepala DPKP Sugiyanto Sebut Kemarau Basah Tak Ganggu Pertanian di Palangka Raya

“Kegiatan hari ini sebenarnya ada apel siaga, tetapi karena kondisi cuaca tidak memungkinkan, simulasi pemadaman yang direncanakan terpaksa ditunda," kata Multazam.

Menurutnya, untuk kegiatan selamat itu nanti pihaknya akan jadwalkan ulang dengan teknis yang lebih baik dan melibatkan lebih banyak sukarelawan. 

"Meski saat ini curah hujan mulai turun, situasi belum sepenuhnya aman," ujarnya. 

BMKG menyebutkan bahwa secara umum wilayah Kotim masih berada dalam fase musim kemarau.

Namun demikian, terdapat gangguan atmosfer yang memicu turunnya hujan lokal dalam beberapa hari terakhir.

“Kita bersyukur karena hujan ini membantu pemadaman. Salah satunya di wilayah Jalan Yudi Kudung. Di sana sempat terjadi kebakaran hebat di lahan gambut yang sangat tebal," bebernya. 

"Saat kami lakukan pemadaman, kaki petugas bisa masuk hampir setengah meter ke dalam tanah, menandakan gambutnya sangat dalam dan rawan terbakar kembali,” imbuhnya. 

Multazam mengakui, lokasi di Jalan Yudi Kudung cukup menyulitkan karena sumber air berada sekitar 200 meter dari titik api. 

Pemadaman pun sempat berlangsung hingga malam hari sebelum hujan turun dan membantu memadamkan sisa bara api di dalam gambut.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa ancaman karhutla belum sepenuhnya hilang. 

“Hingga saat ini masih terpantau titik hotspot, terutama di wilayah utara. Beberapa titik dengan intensitas rendah juga terdeteksi di daerah Teluk Sampit yang memang dikenal rawan karhutla," paparnya. 

Tidak hanya itu, dia juga meminta semua pihak, terutama di tingkat kecamatan, ikut mengawasi potensi pembakaran lahan. 

Terkait apel siaga yang dilaksanakan, Multazam menyampaikan apresiasi atas kehadiran seluruh unsur yang terlibat, termasuk TNI, Polri, instansi vertikal, serta Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah. 

"Kami ucapkan terima kasih, terutama kepada para sukarelawan yang terus menunjukkan semangat tinggi dalam menjaga wilayah kita dari bencana karhutla,” katanya.

Sementara itu, dari sisi peralatan, BPBD Kotim memastikan seluruh perlengkapan pemadaman dalam kondisi baik dan siap pakai. 

“Hanya satu unit water tanking kami yang sedang dalam proses servis karena pompa rusak. Selebihnya semua peralatan serviceable dan siap digunakan kapan saja,” imbuhnya.

Ia juga berharap para petugas dan relawan terus meningkatkan kesiapsiagaan dan respon cepat dalam menghadapi kebakaran lahan yang sewaktu-waktu bisa terjadi. 

“Jangan menunggu BPBD atau Damkar. Kalau ada kejadian, segera ditangani oleh relawan terdekat. Kita harus bersama-sama, saling melengkapi, agar pelayanan kepada masyarakat bisa lebih baik dan cepat,” pungkas Multazam.

BPBD Kotim sendiri terus memantau perkembangan cuaca dan titik api melalui koordinasi dengan BMKG dan instansi terkait lainnya. 

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan dan segera melapor jika menemukan titik api di lingkungannya. (*) 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved