Pengasuh Panti di Kotim Dianiaya

Kronologi Lengkap Penganiayaan Pengasuh Panti Annida Qolbu Baamang Kotim Dipukul Penghuni Ngamuk

Sri Rohani (52) pengasuh Panti Asuhan Annida Qolbu Kecamatan Baamang Kotim, menjadi korban pemukulan penghuni panti hingga mengalami luka serius

|
Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra
KORBAN PENGANIAYAAN - Sri Rohani (52) memperlihatkan hasil rontgen penganiayaan yang dilakukan pada dirinya oleh penghuni panti asal Sampit, Kotim terdapat luka lebam dan biru di pinggir mata korban, Jumat (14/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  •  Kasus penganiayaan terjadi di Panti Asuhan Annisa Qolbu, Jalan Jaya Wijaya, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kamis (13/11/2025).
  • Korban bernama Sri Rohani (52), pelaku bernama Rahman jadi penghuni panti tersebut
  • Pelaku tak terima ditegur korban lantaran kedapatan dan menyuruh anak panti untuk mencuri barang-barang dan kebutuhan dapur panti.

TRIBUNKALTENG.COM  SAMPIT – Peristiwa penganiayaan terjadi di Panti Asuhan Annida Qolbu, Jalan Jaya Wijaya, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng). 

Seorang ibu panti Sri Rohani (52) menjadi korban pemukulan hingga mengalami luka serius, Kamis (13/11/2025) sekitar pukul 10.40 WIB.

Saat ditemui, ia tampak lemah dengan sebelah mata yang biru keunguan dan hampir tertutup akibat penganiayaan yang dialaminya. 

Pelakunya diketahui bernama Rahmad Ramadan (40), seorang pria asal Sampit yang tinggal di panti tersebut selama 20 hari. Padahal, awalnya ia hanya meminta izin menumpang selama tiga hari.

Rahmad diduga sudah beberapa kali melakukan pencurian bahan makanan di panti. Puncaknya, ia memaksa dua anak panti untuk mengambil beras dengan cara membobol jendela. 

Salah satu anak yang diancam adalah Gading Martin, atau akrab dipanggil Iyut, siswa kelas 4 SD berusia 10 tahun.

Menurut keterangan pengasuh, Rahmad mengancam akan mematahkan tangan anak-anak apabila tidak mengikuti perintahnya. 

“Dia mengancam Iyut dan temannya. Anak-anak ketakutan,” ungkap seorang pengurus pantip Sri Rohani, Jumat (14/11/2025). 

Peristiwa pencurian beras itu terjadi pada Kamis (13/11/2025). Dua anak dipaksa mengambil sekitar 10 kilogram beras. 

Bahkan, Rahmad diduga telah beberapa kali mengambil telur dan bahan makanan lain sebelumnya.

Korban pemukulan, Sri Rohani, menceritakan bahwa dirinya menegur Rahmad dengan baik-baik. Namun pelaku justru marah dan mengamuk. 

Ia bahkan sempat mengambil mandau yang dipinjamnya dari seorang rekannya. Saat Sri Rohani berjalan menuju ruangan samping, pelaku menghampiri dan memukul bagian kepala korban dari sisi kanan.

Akibat pukulan keras itu, korban mengalami retak tulang pada bagian kepala belakang hingga mata. 

“Hasil diagnosa ada retak dari belakang kepala sampai ke depan mata,” ujarnya saat ditemui. 

Korban bahkan muntah darah sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Tak berhenti sampai di situ, Rahmad kembali mengayunkan mandau ke arah leher korban. 

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved