Berita Palangkaraya

Kisah Fatahillah 30 Tahun Jual Kuningan Meski Stroke, Sangku dan Garantung Paling Dicari untuk Adat

Fatahillah seorang pedagang kuningan antik sudah berjualan selama 30 tahun, namun alami stroke tapi tetap, barang jenis sangku dan garantung diburu

Penulis: Arai Nisari | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Arai Nisari
BERJUALAN - Fatahillah (62), penjual barang kuningan, memperhatikan dua calon pembeli yang tengah memilih barang dagangannya di lapak pinggir Jalan G Obos, Palangka Raya. Meski mengalami stroke, ia tetap berjualan demi menyambung hidup. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA  - Duduk di pinggir Jalan G Obos Palangka Raya, tepat di seberang Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kalimantan Tengah, Fatahillah (62) menjaga lapak kecilnya dengan sabar. 

Ia menjajakan barang-barang kuningan antik tampak mencolok dengan warna emas.

Fatahillah bukan pedagang baru. Ia sudah menggeluti usaha ini selama hampir 30 tahun. 

Dahulu, selain menjual kuningan antik, ia juga menyelinginya dengan berjualan tisu dan sarung tangan.

Namun, sejak 1,5 tahun lalu, hidupnya berubah drastis. 

Ia mengalami stroke mendadak saat tidur dan tiba-tiba tidak bisa bangun dari tempat tidur. 

Sejak itu, aktivitasnya terbatas, dan ia lebih banyak dibantu sang istri.

“Tidur, bangun-bangun gak bisa berdiri. Langsung gak bisa bangun dari tempat tidur,” ujarnya kepada Tribunkalteng.com Senin (7/4/2025) dengan suara lirih namun tetap semangat.

Meski demikian, ia tidak ingin tinggal diam. 

Setiap hari, jika cuaca cerah, ia tetap membuka lapak sejak pukul 9 pagi hingga 4 sore. 

Jika hujan, ia memilih beristirahat di rumahnya berada di Jalan C Bangas II.

Fatahillah mengaku, berjualan memberinya harapan dan semangat meskipun tubuhnya tidak sekuat dulu. 

“Kalau diam saja, malah tambah drop rasanya. Jadi tetap jualan aja, siapa tahu ada yang beli,” ungkapnya.

Barang-barang kecil biasanya ia bawa pulang setiap hari. Sementara barang yang besar dititipkan di sekitar lokasi untuk memudahkan aktivitasnya.

Semangatnya untuk tetap produktif meski dalam keterbatasan, menjadi contoh bagaimana kegigihan bisa terus hidup meski tubuh tak lagi sekuat dulu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved