Berita Kotim

Perjuangan Kepala Desa Batuah ke Sampit Kotim Bawa Trenggiling, ini Reaksi BKSDA Kalteng

Kisah Kepala Desa Batuah di Kotawaringin Timur menyelamatkan trenggiling. BKSDA Kalteng di Sampit langsung bereaksi dan evakuasi.

Penulis: Pangkan B | Editor: Nia Kurniawan
tribunkalteng.com/pangkan
Anak Trenggiling usai diserahkan oleh Kades Batuah kepada BKSDA Pos Sampit, Minggu (22/12/2024). /foto Muriansyah untuk Tribunkalteng.com 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Perjuangan yang tak mudah dilakukan Kepala Desa Batuah, Sudarno. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Pos Sampit langsung bereaksi begitu tahu ada seekor anak Trenggiling.

Ya, Trenggiling tersebut ternyata diserahkan, seusai diselamatkan oleh Kepala Desa Batuah, Sudarno. Hasil evakuasi dari warga desa.

Cukup menguras tenaga dan pikiran, Kepala Desa Batuah di Kotawaringin Timur ini ketika menyelamatkan trenggiling.

Serah terima seekor Trenggiling tersebut dibenarkan oleh Komandan Pos Sampit BKSDA Kalteng, Muriansyah.

Baca juga: Bongkar Lalulintas Sabu dari Pontianak Kalbar ke Sampit Kotim, BNNP Kalteng: Razia THM

“Petugas Pos Sampit menerima laporan dari Kades Batuah, bahwa yang bersangkutan telah mengamankan seekor Trenggiling,” ujarnya saat dihubungi Tribunkalteng.com, Senin (23/12/2024).

Muriansyah mengatakan bahwa Trenggiling tersebut diamankan dan dievakuasi dari warga desa.

“Tindakan tersebut dilakukan Kades karena mengetahui kalau hewan Trenggiling termasuk jenis satwa liar yang dilindungi Undang-Undang (UU),” jelansya.

Di sisi lain, Kades Batuah juga khawatir jika nantinya anak Trenggiling tersebut diperjualbelikan oleh warga. 

Trenggiling tersebut dibawa oleh Bapak Sudarno menggunakan sepeda motor menuju Kota Sampit untuk diserahkan pada petugas BKSDA Pos Sampit.

Komandan Pos Sampit mengatakan Teringgiling dibawa dan dimuat dalam sebuah kandang yang dikat pada bagian belakang motor.

“Keterangan Bapak Sudarno, dalam perjalanan menuju Kota Sampit, Teringgiling sempat mau kabur dengan cara merusak kandang, namun berhasil diamankan,” ujarnya.

Setelah tiba di Kota Sampit, Bapak Sudarno pun menyerahkan Trenggiling tersebut kepada petugas BKSDA Pos Sampit.

“Untuk anak Trenggiling tersebut memiliki berat sekira 2 Kg dan dalam keadaan sehat saat kami terima,” ujar Muriansyah.

Ia mengatakan saat ini, anak Trenggiling telah diamankan pada BKSDA Pos Sampit untuk observasi lebih lanjut.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kades Batuah telah susah payah mengantarkan Trenggiling, serta membantu mengevakuasi anak Trenggiling tersebut,” tutup Muriansyah.

Mengenal Trenggiling

Ya, Trenggiling merupakan spesies mamalia yang hidup di malam hari.

Trenggiling hidup di daerah tropis maupun subtropis.

Karena mempunyai sisik, trenggiling juga sering dikira reptil oleh mereka yang tidak begitu mengenalnya.

Mengutip Kompas.com, trenggiling adalah satu-satunya mamalia yang seluruh tubuhnya ditutup sisik.

Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan larva.

Bahkan, trenggiling juga disebut 'pemakan semut bersisik'.

Trenggiling juga tidak mempunyai gigi.

Hewan ini tidak mengunyah makanannya, melainkan langsung menelan dan mengolahnya di perut.

Di dalam perut, makanan itu akan diolah menggunakan kerikil yang sengaja ditelan untuk membantu mengolah makanannya.

Sisik Keras

Dikutip dari bobo.grid.id, sisik yang keras dari trenggiling membuat hewan yang biasa melingkarkan badannya ini terlindungi dari serangan predator.

Saat merasa terancam, trenggiling akan menggulung tubuhnya seperti bola dan mengeluarkan cairan yang bau dari kelenjar dasar ekornya.

Sayangnya, sisik yang keras ini membuat trenggiling banyak diburu oleh manusia karena diyakini memiliki manfaat sebagai obat.

Saat ini trenggiling merupakan spesies yang dilindungi secara nasional maupun internasional.

Spesies Trenggiling

Ada delapan spesies trenggiling yang ada di dunia.

Spesies tersebut terbagi di dua benua, Asia dan Afrika.

Berikut spesies-spesiesnya:

1. Manis Pentadactyla (China);

2. Manis Javanica (Sunda);

3. Manis Crassicaudata (India);

4. Manis Culionensis (Filipina;

5. Phataginus Tetradactyla (Trenggiling berperut hitam);

6. Phataginus Tricuspis (Trenggiling berperut putih);

7. Smutsia Gigantea (Trenggiling tanah raksasa);

8. Smutsia Temminckii (Trenggiling tanah Temminck).

(Tribunkalteng.com/Pangkan/Tribunnews)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved