Polisi Tembak Sopir Ekspedisi
Istri Tersangka Haryono Sebut Suami Alami Trauma Berat, Yuliani: Kadang Tertawa Menangis Tanpa Sebab
Pengakuan tersangka Haryono sang suami alami trauma berat kadang bisa tertawa dan menangis tanpa sebab usai tragedi penembakan oleh Brigadir AK
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Bukannya melepas rindu, Yuliani justru dibuat lebih terpukul. Ia mengira suaminya itu masih sebagai saksi, ternyata telah resmi ditetapkan sebagai tersangka tanpa kejelasan motif dan kronologi.
Tangis Yuliani pun pecah, seakan tak percaya amplop coklat yang digenggamnya berisi surat penetapan tersangka suaminya.
Niat Haryono dan Yuliani memang baik, ingin mengungkap kejahatan yang dilakukan Antono hingga menyebabkan warga sipil tewas. Sayangnya, niat baik itu berujung penetapan Haryono sebagai tersangka.
"Kami melaporkan kejadian ini ke Jatanras Polresta Palangka Raya, kami mau mengungkap kebenaran, tapi malah jadi tersangka," kata wanita berhijab tersebut.
Haryono adalah tulang punggung untuk istri dan dua anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Keluarga Haryono hidup dari penghasilannya sebagai supir taksi online. Sehari-hari paling banyak ia mendapat Rp 150.000 ribu. Setelah menjadi tersangka dan ditahan, Haryono tentu tak bisa menghidupi keluarganya karena harus tinggal di balik jeruji besi.
Anak-anak Haryono pun rindu dan sering menanyakan pada ibunya, kemana ayah mereka pergi.
Yuliani tidak terima dengan penetapan tersangka suaminya. Melaporkan kasus dengan niat baik untuk mengungkapkan kasus itu. Mereka juga mengungkapkan adanya anggota polisi yang melakukan tindakan brutal menggunakan senjatanya.

"Terus kenapa sekarang malah suami saya yang jadi tersangka, yang tadinya (berstatus) saksi, sudah dibawa pulang, namun dijemput lagi oleh (polisi), lalu tiba-tiba kemarin malah jadi tersangka," ungkap ibu dari 2 anak tersebut.
Tak hanya Haryono yang jadi tulang punggung kelurga, korban Budiman Arisandi pun sama.
Sidah (32), istri dari Budiman Arisandi menceritakan, Sang suami berangkat dan berpamitan pada Selasa (26/11/2024) malam dengan menggunakan sebuah mobil pick up, dengan tujuan mengantarkan barang atau perlengkapan terkait farmasi.
Korban, lanjutnya, memang sudah menjalani pekerjaan mengambil upah sebagai seorang supir dengan rutinitas mengantarkan barang-barang tersebut.
"Jadi memang sudah rutin hampir setiap minggu berangkat selama beberapa hari mengantar barang ke Kalteng. Paling sering ke daerah Pangkalan Bun," ujar Sidah, saat ditemui Banjarmasinpost.co.id pada Selasa (17/12/2024).
Kemudian pada Rabu (27/11/2024), korban sempat berkomunikasi dengan istri sekira pukul 11.00 Wita.
Waktu itu, Budiman menghubungi keluar dan mengatakan sedang istirahat di bawah pohon di daerah Km 38, Kasongan dan mau menuju Pangkalan Bun. Siapa sangka komunikasi yang dilakukan saat itu rupanya juga komunikasi terakhir antara korban dengan sang istri.
Sidang Lanjutan Polisi Kalteng Tembak Warga, Kuasa Hukum Haryono Sebut Kliennya Menerima Intimidasi |
![]() |
---|
LPSK Terima Permohonan Saksi Mahkota Kasus Polisi Tembak Warga di Kalteng Jadi Justice Collaborator |
![]() |
---|
Istri Saksi Mahkota Kasus Polisi Tembak Warga di Katingan, Wawancara Psikologi di Polda Kalteng |
![]() |
---|
Pengacara Saksi Haryono Sebut Kliennya Dipukul Polisi saat Diperiksa, Dugaan Langgar Etik Profesi |
![]() |
---|
Fakta Baru Kuasa Hukum Haryono soal di Bawah Tekanan, Negatif Sabu hingga Sosok Pengirim Uang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.