Diskominfo Imbau Masyarakat Tak Percaya Akun Palsu Gunakan Foto Pjs Bupati Kotim dan Pj Sekda

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Orang tak bertanggung jawab mencatut foto Pjs Bupati Kotim, Shalahuddin dan Pj Sekda Sanggul Lumban Gaol. Diduga oknum tersebut hendak menyalahgunaan foto untuk melakukan tindak kejahatan digital melalui aplikasi Facebook dan WhatsApp.

Hal ini ditakutkan jika ada warga Kabupaten Kotawaringin Timur yang menjadi korban tindak kejahatan digital.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotawaringin Timur, Marjuki membenarkan adanya akun palsu tersebut.

“Kami mendapat laporan adanya diduga akun palsu milik Pjs Bupati Kotim, Shalahuddin dan Pj Sekda Sanggul Lumban Gaol,” terangnya, Rabu (20/11/202).

Ia menambahkan, bahwa ada oknum yang membuat akun Facebook dan Whatsapp menggunakan foto Pjs Bupati Kotim.

“Akun media sosial Facebook tersebut mengatasnamakan Haji Shalahuddin dan untuk nomor Whatsapp 0813-4980-4466,” jelas Marjuki.

Kepala Diskominfo Kotim menegaskan, bahwa kedua akun media sosial milik Pjs Bupati, Shalahuddin tersebut tidak benar.

Sementara itu, beredar pula akun Whatsapp mencatut foto Pj Sekda sebagai foto profil dan menggunakan nomor 0822-8760-7463.

Akun Whatspp yang beredar tersebut tidak benar dan merupakan modus penipuan, dengan menyalahgunakan identitas Pj Sekda Sanggul Lumban Gaol.

“Serta untuk akun Whatsapp milik Pj Sekda pun juga tidak benar dan bisa disalahgunakan oleh orang untuk berbuat kejahatan,” terangnya.

Marjuki pun mengimbau, masyarakat untuk selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya jika ada yang menghubungi menggunakan akun media sosial yang mengatasnamakan Pjs Bupati Kotim dan Pj Sekda.

Baca juga: Modus Penipuan Akun Palsu Catut Nama Bupati Halikinnor, Diskominfo Kotim Minta Masyarakat Melapor

Baca juga: Akun Palsu Catut Nama Bupati Kotim untuk Penipuan, Polres Terima Aduan LSM sebagai Pelapor

Lebih lanjut, dirinya meminta agar masyarakat bisa mengabaikan pesan yang dikirim dari akun yang tak diketahui kebenarannya.

“Kiranya masyarakat dapat lebih waspada terhadap penipuan dan bijak dalam bermedia sosial, sehingga tidak menjadi korban kejahatan digital,” tutup Marjuki.