Berita Kotim
BKSDA Resort Sampit Gagalkan Pengiriman 3 Cucak Hijau Dilindungi, 54 Burung Lain Dilepasliarkan
BKSDA Resort Sampit selamatkan dan lepasliarkan 54 burung yang hendak dikirim ke Kota Surabaya, termasuk burung Cucak Hijau
Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Resort Sampit selamatkan dan lepasliarkan 54 burung yang hendak dikirim ke Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (25/10/2024).
Lokasi pelepasliaran di hutan tepi Sungai Mentaya, Desa Mentaya Seberang, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah.
Burung-burung tersebut ditemukan pada sebuah truk yang ingin berangkat ke Surabaya pada malam sebelumnya.
Komandan Resort Sampit BKSDA Kalteng, Muriansyah mengatakan, dari 54 ekor burung, terdapat 3 ekor Burung Cucak Hijau yang dilindungi.
“Ada 3 ekor termasuk burung yang dilindungi Undang-Undang, yakni Burung Cucak Hijau sedangkan jenis yang lainnya tidak dilindungi UU,” jelasnya.
BKSDA Resort Sampit bersama pihak karantina Pelabuhan dan Pelindo 3 Sampit, melakukan giat pelepasliaran satwa liar jenis burung sebanyak 54 ekor.
Adapun jenis burung yang berhasil diselamatkan ialah Cucak Hijau 3 ekor, Cucak Kurincang 1 ekor, Kacer 4 ekor, Cendet 9 ekor, Rio-Rio 5 ekor, dan Manyar 32 ekor.
Muriansyah mengatakan, bahwa saat kegiatan pelepasliaran, terdapat 1 ekor burung yang mati yaitu jenis Cendet.
Dirinya mengatakan, bahwa Burung Cucak Hijau sebanyak 3 ekor merupakan satwa yang dilindungi oleh Undang-Undang.
“Namun walau ada jenis burung yang tidak dilindungi, karena tidak dilengkapi dokumen yang diwajibkan dan melebihi jumlah yang dibawa, makanya burung-burung tersebut disita,” tegas Muriansyah.
Setelah burung-burung tersebut diselamatkan, petugas pun langsung melakukan pelepasliaran, menghindari burung stres dan mati.
Baca juga: Patung Burung Enggang jadi Ikon Taman Pasuk Kameloh Palangkaraya, Spot Favorit Bagus untuk Berfoto
Baca juga: BKSDA Pos Sampit Minta Warga Waspada Kemunculan Satwa Liar Buaya saat Banjir
Selain itu, pihaknya pun memenuhi keinginan warga masyarakat Kotim agar satwa liar jangan selalu di bawa ke Kabupaten Kotawaringin Barat.
“Satwa liar itu sangat penting ada di alam, contohnya burung. Mereka secara alami sangat membantu proses penyerbukan di alam. Selain faktor angin, burung juga penyebar biji-bijian alami yang ada di hutan Kalimantan Tengah,” tutup Muriansyah. (*)
Drainase di Jalan Desmon Ali Sampit Kotim Tersumbat Sampah Plastik, Bau Menyengat |
![]() |
---|
Ibu dan Anak di Sampit Dikabarkan Kelaparan, Pemkab Kotim Turun Tangan |
![]() |
---|
Kabar Duka, Makam Ayah dan Anak Berdampingan Pasca Kecelakaan di Samuda Kotim Kalteng |
![]() |
---|
Penjaga Malam di Baamang Kotim Ditetapkan Tersangka Kasus Pengrusakan |
![]() |
---|
Isak Tangis Keluarga Pecah saat Pemakaman Zaki Ramadhan, Bocah Korban Kecelakaan di Samuda Kotim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.