Kotim Habaring Hurung

Perkuat Validasi Data Tuberkolosis, Dinkes Kotim Berupaya Tingkatkan Pelayanan Bagi Masyarakat

Validasi Data Tuberkolosis tersebut untuk fasilitas kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit di Kotawaringin Timur, upaya untuk pelayanan masyarakat

Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN BANGEL
Kegiatan validasi data tuberkolosis bagi Puskesmas dan rumah sakit yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Jumat (27/9/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur (Kotim) selenggarakan pertemuan Validasi Data Tuberkolosis, pada Jumat (27/9/2024).

Validasi Data Tuberkolosis tersebut untuk fasilitas kesehatan Puskesmas dan Rumah Sakit di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

Kegiatan diikuti oleh pengelola program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tuberkulosis di Puskesmas dan rumah sakit.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi.

“Kegiatan ini bertujuan untuk optimalisasi skrining atau deteksi dini, serta penanggulangan dan memastikan data Tuberkulosis di aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) terkelola dengan baik,” jelasnya, 

Kadinkes Kotim mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara dengan penderita tuberkulosis (TBC) nomor 2 terbesar di dunia, setelah India dan disusul dengan Cina. 

Hal tersebut menuntut perhatian serius kita bersama, mengingat penularan TBC mirip dengan Covid-19, yakni melalui droplet atau percikan dahak.

Umar berharap penanganan TBC lebih cepat, karena penyebab TBC adalah bakteri, sedangkan covid-19 penyebabnya adalah virus.

“Pencegahan TBC juga sama dengan Covid-19, yaitu memakai masker, cuci tangan dengan benar, berperilaku hidup bersih, dan sehat,” terangnya.

Lebih lanjut, Umar mengatakan jika terkena TBC, harus minum obat teratur selama sekitar 6 hingga 8 bulan.

Ia mengatakan bahwa permasalahan di masyarakat penderita TBC tidak mau periksa, tidak mau disebut TBC, serta tidak mau minum obat.

Hal ini dapat meningkatkan akurasi dan analisis data tuberkulosis yang terjadi pada masyarakat Kotawaringin Timur.

“Dengan akurasi dan analisis data yang baik, maka akan dapat membantu pengambilan keputusan yang bermanfaat dalam pencegahan dan pengendalian tuberkulosis di Kotawaringin Timur,” tutup Umar Kaderi.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved