Pilkada Kalteng 2024

Pilgub Kalteng 2024, Pengamat Politik: “Tak Sekedar Rebut Rekomendasi Tapi Tiket Berangkat ke KPU”

Pengamat politik menilai dinamika peta politik Pilgub Kalteng 2024 tak hanya sekedar jegal-menjegal dan berebut rekomendasi tapi tiket untuk ke KPU

|
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ahmad Supriandi
H Nadalsyah atau Nadalsyah Koyem mendaftar di DPD PDIP Kalteng, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - PDI Perjuangan mantap mendukung H Nadalsyah dan Sigit K Yunianto, sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), perebutan kursi "KH 1" pun diprediksi kian panas.

Tak menutup kemungkinan, terjadi aksi saling jegal, sandera-menyandera, dan strategi lainnya.

Pengamat Politik sekaligus akademisi dari Universitas Muhammadiyah, Farid Zaky mengatakan, ada potensi empat poros di Pilgub Kalteng.

Di sisi lain, kata Farid, dukungan PDIP untuk Nadalsyah-Sigit bisa jadi hal positif bagi iklim demokrasi di Bumi Tambun Bungai.

"Setidaknya bayang-bayang calon tunggal dan kotak kosong tidak akan terjadi di Kalteng" ujar Ricky, Kamis (15/8/2024).

Diketahui, Koyem merupakan Ketua Partai Demokrat Kalteng.

Ia merupakan Bupati Barito Utara dua periode, 2013-2018 dan 2018-2023.

Sedangkan, pasangannya adalah Sigit K Yunianto yang merupakan Sekretaris PDIP Kalteng.

Ia juga merupakan, mantan Ketua DPRD Kota Palangkaraya tiga periode 2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024.

Ricky menyebut, Pilkada yang semakin dekat membuat situasi semakin panas. Apalagi ada upaya menyeragamkan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan dinamika politik nasional ke daerah.

KIM adalah koalisi dukungan untuk pasangan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, yang teridiri dari sejumlah parpol di antaranya PAN, Golkar, Demokrat, Gerindra, dan PSI serta beberapa partai lainnya.

Pada Pilpres yang dilaksanakan Februari 2024 lalu, Demokrat dan PDIP berseberangan. Pun begitu dengan Pilgub 2019 lalu.

Kala itu, PDIP mendukung pasangan Sugianto Sabran-Edy Pratowo melawan Ben Brahim-Ujang Iskandar yang didukung Demokrat.

Koalisi Demokrat dan PDIP memang jarang terjadi termasuk di Kalteng. Ditambah dengan isu sejumlah elit yang ingin menyeragamkan koalisi di daerah berpotensi memicu aksi saling jegal dan saling tutup jalan.

"Seperti main catur, inilah fakta demokrasi kita sekarang, yang direbutkan bukan sekedar rekomendasi lagi tetapi tiket keberangkatan ke KPU," jelas Ricky.

Baca juga: Koyem-SKY Dapat Dukungan PDIP Maju di Pilgub Kalteng, Rekomendasi Demokrat Segera Menyusul ?

Baca juga: Akui Sudah Kantongi Rekomendasi dan B1 KWK, Erlin Hardi Mulai Bergerak Manuver Politik Pilkada 2024

Menurut Ricky, Golkar perlu menguatkan sabuk pengaman untuk segera mendapatkan satu kursi lagi agar Razak dan Perdie bisa maju di Pilgub Kalteng.

Nadalsyah dan Sigit sudah cukup dengan rekomendasi dari PDIP dan Demokrat.

Agustiar dan Edy diprediksi bakal melakukan manuver politik apalagi dengan Gerindra sebagai pengusung.

"Supian Hadi kalau mau tetap bersikeras maju harus segera mengamankan rekomendasi minimal dari PKB," tutup Ricky. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved