Kotim Habaring Hurung

Wabup Irawati Tak Ingin Karhutla 2015, 2019, 2023 Terulang, Ajak Seluruh Pihak Berkontribusi

Pada 2015, 2019 dan 2023 yang lalu, pernah merasakan dampak yang sangat buruk dari kebakaran hutan dan lahan.

Penulis: Pangkan B | Editor: Haryanto
TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN
TINJAU SAPRAS - Wakil Bupati Kotim, Irawati meninjau kendaaran taktis usai menghadiri apel siaga dan pengecekan sarana prasarana (sarpras) penanggulangan bencana Karhutla, Jumat (19/7/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) mengapresiasi apel siaga dan gladi kesiapsiagaan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Jumat (19/7/2024).

“Terima kasih dan apresiasi yang tinggi, saya sampaikan kepada unsur Forkompimda dan seluruh peserta apel siaga,” ucap Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Irawati.

Ia berharap, momen ini semakin meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam upaya penanggulangan Karhutla.

“Saya berharap melalui apel ini akan terjalin dengan baik semangat kebersamaan seluruh pemangku kepentingan lintas sektoral untuk mewujudkan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Kotim menjadi aksi nyata dalam upaya mengurangi risiko bencana,” harap Irawati.

Baca juga: Kapolres Kotim Kini Dijabat AKBP Resky Maulana Zulkarnain, Ini Harapan Wabup Irawati

Irawati menegaskan, banyak dampak negatif yang terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan.

“Dampak negatif seperti kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim, serta menimbulkan asap yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan mengganggu aktivitas transportasi darat, laut, dan udara,” urai Irawati.

Bahkan pada 2015, 2019 dan 2023 yang lalu, pernah merasakan dampak yang sangat buruk dari kebakaran hutan dan lahan.

Ia tak ingin kejadian tersebut terulang kembali.

“Karhutla menyebabkan kerugian material berupa terbakarnya lahan-lahan produktif dan kawasan hutan, termasuk lahan gambut yang mestinya terjaga kondisi tutupannya,” ujar Wakil Bupati.

Ia menambahkan Karhutla juga menyebabkan merebaknya penyakit, khususnya infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), serta terganggunya berbagai aktivitas kehidupan.

Dirinya sangat berharap agar kejadian tersebut tidak terulang, maka harus terus bersiaga dan waspada.

“Kita harus berupaya mengantisipasi berbagai kemungkinan sedini mungkin, sehingga peristiwa Karhutla tidak terjadi lagi di seluruh wilayah Kotim, atau setidaknya meminimalisir luasan dan dampaknya,” pinta Irawati.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melalui pantauan sensor modis atau satelit terra aqua dan suomi NPP.

“Pada 2024 ini, untuk periode Januari hingga Juli, tercatat sebanyak 61 titik panas atau hot spot di Kabupaten Kotawaringin Timur,” papar Irawati.

Wakil Bupati menambahkan bahwa luas lahan yang terbakar di Kotim pada periode tersebut seluas 0,83 hektare.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved