Kotim Habaring Hurung

Pemkab Kotim Optimalkan Penanganan Penyakit TBC dan Polio Bagi Warga Kotawaringin Timur

Pemkab Kotim melakukan rakor eliminasi penyakit TBC dan Polio untuk warga Kotawaringin Timur, tekan angka kasus dan ingatkan pola hidup sehat

|
Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN BANGEL
Penetesan obat polio pada balita dan anak oleh Pemkab Kotim saat gelar rapat koordinasi eliminasi Tuberkulosis (TBC) dan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Kabupaten Kotawaringin Timur 2024, Rabu (17/7/2024). 

“Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 67 tahun 2021 tentang penanggulangan TBC, salah satu poinnya adalah melakukan eliminasi TBC atau pengurangan kasus dan kematian akibat TBC ke tingkat yang sangat rendah pada 2030,” jelasnya.

Sahli Bupati mengatakan Pemkab mempunyai tanggung jawab agar tidak ada stigma atau diskriminasi terhadap penderita TBC.

Kemudian, agar penderita tbc minum obat dengan benar, maka semua pihak harus bisa menjadi pengawas minum obat bagi penderita TBC di sekitar, agar mereka disiplin minum obat.

Pada beberapa daerah di Indonesia juga muncul kembali penyakit polio atau lumpuh layu, penyakit itu sangat menular dan menyebabkan kelumpuhan.

“Kelumpuhan akan menghambat aktivitas, mengganggu estetika dan menurunkan produktivitas seseorang,” ujar Rusmiati.

Dalam upaya antisipasi meluasnya kejadian luar biasa (KLB) polio di beberapa provinsi, pemerintah memprogramkan pekan imunisasi nasional (PIN) polio tahun 2024.

“Provinsi Kalimantan Tengah termasuk Kabupaten Kotawaringin Timur dijadwalkan dimulai 23 Juli 2024 yang dilaksanakan sebanyak 2 putaran. Kotim merupakan pintu gerbangnya Kalteng, yang mana pintu masuknya bisa lewat darat, laut, dan udara yang memungkinkan terjadinya penularan polio,” ujar Rusmiati.

Pemkab mempunyai tanggung jawab menjaga Kotawaringin Timur dari sebaran penyakit dari daerah lain dan sukseskan pekan imunisasi nasional polio tahun 2024 ini.

“Saya instruksikan kepada semua kepala perangkat daerah untuk berpartisipasi dalam skrining TBC, pelaksanaannya bisa bekerja sama dengan Dinas Kesehatan atau langsung dengan Puskesmas,” ujar Sahli Bupati.

Dirinya meminta kepada Camat, Kepala Puskesmas, dan Lurah/Kepala Desa untuk bekerja sama untuk melakukan penanggulangan tuberkulosis berbasis masyarakat dan melaporkan progresnya setiap 2 minggu.

Mengingat Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan melakukan monitoring penanggulangan TBC setiap minggu bersamaan dengan rapat pengendalian inflasi nasional.

“Terkait dengan PIN polio, agar dilaksanakan dengan baik, pengalaman penimbangan bayi balita beberapa waktu lalu agar dijadikan pelajaran, agar hasil PIN ini bisa lebih optimal,” pintanya.

Rusmiati meminta kepada media massa, dimohon partisipasinya melalui pemberitaan, publikasi, dan ajakan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatannya, cek kesehatan secara rutin dan bagi yang sakit agar minum obat dengan benar.

Sahli Bupati berharap, untuk optimalkan peran serta dan kerja sama yang sudah ada dengan bermitra sebaik-baiknya untuk lebih peduli terhadap pencegahan dan pengendalian tuberkulosis dan polio di Kotim.

“Sehingga mampu menurunkan kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat tuberkulosis dan polio, untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Kotawaringin Timur,” tutup Rusmiati. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved