Berita Palangkaraya

Bagaimana Kesehatan Mental Remaja Pengaruhi Perilaku? Ini Kata Akademisi Psikologi IAKN Palangkaraya

Kasus pembunuhan seorang ustadzah di Palangkaraya oleh santrinya menggegerkan merupakan anak di bawah umur, bagaimana pandangan psikologi

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
ISTIMEWA
Akademisi IAKN Palangkaraya Jeffry S Supari menyebut kesehatan mental anak remaja perlu perhatian dari orang dewasa agar tak menjadi pemicu perbuatan nekat, Sabtu (18/5/2024). 

"Tidak semua anak suka dengan intervensi orang tua, setidaknya orang tua perlu mengetahui bagaimana lingkungan anaknya," ungkap Jeffry.

Peran orang tua dalam mengontrol lingkungan dan menjadi wadah anak menceritakan sesuatu yang dialaminya sangat krusial.

Karena akumulasi rasa sakit hati yang tidak bisa dilampiaskan berpotensi membuat seorang remaja bertindak nekat bahkan menghilangkan nyawa orang lain.

Seperti rasa dendam FA pada ustadzahnya membuatnya kesulitan mengontrol diri hingga melakukan hal yang keji meski bagi orang dewasa apa yang menjadi pemicunya yakni hukuman dijemur sejauh ini dinilai hal yang wajar.

Kapolresta Palangkaraya Kombes Pol Budi Santosa membeberkan setelah melakukan penusukan FA menyesal dan menangis di dekat ustadzahnya yang berlumuran darah.

"Pelaku mengaku menyesal, saat ditemukan oleh pengurus pondok pesantren ia menangis di dekat korban," jelas Budi.

Budi mengatakan sejauh ini tidak ada-ada tanda kesehatan mental FA terganggu selama pemeriksaan.

Saat ini FA tak ditahan karena masih dibawah umur, namun dirinya dikenakan wajib lapor dan menerima pendampingan dari Dinsos Palangkaraya dan psikolog dari Ditkrimum Polda Kalteng.

Pendamping rehabilitasi masyarakat dari Dinsos Palangkaraya, Ayub Daud sebelumnya mengatakan belum bisa menyimpulkan soal kesehatan mental FA.

Baca juga: Pengurus Ungkap Belum Pernah Terjadi Kekerasan di Ponpes Palangkaraya Sebelum Santri Habisi Ustadzah

Baca juga: Penyidik Polresta Palangkaraya Periksa Kejiwaan Santri Pembunuh Ustadzah di Pondok Pesantren

Saat ini ia dan tim psikolog masih melakukan pendampingan dan observasi mendalam pada kesehatan mental FA.

"Belum bisa memberikan kesimpulan soal itu, masih dilakukan pendampingan dan observasi secara mendalam," ujar Ayub.

Apa yang dilakukan FA juga bisa dilakukan oleh remaja lain jika perasaannya tak diperhatikan oleh orang dewasa karena mental yang belum stabil sehingga masih perlu diarahkan oleh orang dewasa.

Meski tak semua menghilangkan nyawa, Ayub mengatakan beberapa kali mendampingi remaja yang melakukan perbuatan melanggara hukum.

"Kalau di Palangkaraya tahun ini sudah ada kenakalan remaja seperti mencuri, kekerasan dan lain-lain yang mendapat pendampingan," tukas Ayub. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved