Berita Kotim
Bupati Kotim H Halikinnor Usulkan Bangun Wisata Buaya Sungai Mentaya, Ini Tanggapan Anggota Dewan
Bupati Kotim H Halikinnor mewacanakan membuka lokasi wisata buaya yang unik untuk memberikan tempat khusus Buaya Sungai Mentaya.
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Bupati Kotim H Halikinnor mewacanakan akan membuka lokasi wisata buaya yang unik untuk memberikan tempat khusus Buaya Sungai Mentaya.
Wacana Bupati Kotim H Halikinnor yang ingin membuat tempat wisata buaya untuk jadi tempat penangkaran buaya tersebut bahkan sudah secara resmi diajukan kepada instansi terkait di pusat.
Namun usulan wisata buaya yang yang diusulkan Bupati Kotim H Halikinnor tersebut sampai sekarang belum ada respon dari BKSDA atau lembaga terkait di pusat.
Penempatan Buaya Sungai Mentaya pada lokasi khusus untuk wisata buaya tersebut, untuk menyudahi serangan buaya terhadap warga bantaran Sungai Mentaya.
Baca juga: Konflik Manusia dan Buaya Sungai Mentaya, BKSDA Pos Jaga Sampit Catat Ada 45 Korban Sejak 2010
Baca juga: Buaya Sungai Mentaya Muncul di Desa Terantang Kotim, Anjing Penjaga Gedung Walet Diduga Dimangsa
Baca juga: Muncul Ke Permukaan Sungai Mentawa Sampit, Buaya Sungai Mentaya Bikin Was-was Warga
Sementara itu, rencana pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur merencanakan wisata penangkaran buaya buntut dari seringnya buaya yang muncul di Sungai Mentaya dan sungai lainnya di Kotim.
Kemunculan buaya tersebut menjadi teror bagi warga yang beraktivitas di sekitar sungai.
Menurut Bupati Kotim H Halikinnor perlu dibuat konservasi atau penangkaran untuk buaya-buaya tersebut guna meminilasir potensi buaya menyerang manusia.
Selain itu penangkaran buaya juga bisa menjadi objek wisata sehingga dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Ini merupakan terobosan baru yang bisa menarik wisatawan dan akan berdampak positif pada perekonomian," ujar Halikinnor pada awak media saat meresmikan wisata kuliner baru The Cakdi Nusantara, Selasa (26/12/2023).
Lanjutnya keselamatan pengunjung harus diprioritaskan dengan tetap didampingi oleh ahli serta akan ada pagar pembatas yang melindungi pengunjung.
"Keselamatan pengunjung tetap yang utama," kata Bupati Kotim.
Rencana Pemkab membangun wisata penangkaran buaya ini menjadi perbincangan warga Sampit dan banyak menuai pro dan kontra.
Menanggapi wacana Pemkab Kotim Anggota Komisi III DPRD Kotim, Lumban Gaol menyarankan agar tak terburu-buru merealisasikan rencana tersebut.
Menurutnya masih banyak permasalahan mendasar yang masih harus di selesaikan oleh Pemkab Kotim.
"Jangan terlalu jauh berinovasi, program yang dicanangkan harus memiliki pondasi yang kuat agar bisa bermanfaat," ujar Gaol kepada Tribunkalteng.com, Sabtu (30/12/2023).
Gaol menjadikan contoh pembangunan Terowongan Nur Mentaya sebagai program yang masih harus diberikan tindak lanjut agar masyarakat bisa menerima manfaatnya.
"Perlu ditindak lajuti dengan membangun fasilitas yang memadai sehingga nyaman untuk pengunjung," tutur Gaol.
Gaol juga menyoroti permasalah lain yang belum selesai seperti tunjangan pegawai dan pembayaran insentif tenaga medis yang terlambat.
"Semoga ke depan program yang dibuat bisa berorientasi pada kebutuhan masyarakat serta sesuai dengan prosedur penganggaran," pungkas Gaol. (*)
| Kasus Makanan Dikeluhkan di Sekolah Rakyat Sudah 2 Kali, Evaluasi Vendor dan Catat Siswa Alergi |
|
|---|
| Penanganan Buaya Bukan Lagi Wewenang BKSDA tapi KKP |
|
|---|
| Diamanahi untuk Dijaga, Karyawan 51 Tahun Lakukan Tindakan tak Senonoh pada Anak di Kotim |
|
|---|
| Viral Pengendara Motor Gendong Orangutan di Sampit Kalteng, BKSDA Ambil Langkah |
|
|---|
| AKBP Muhammad Fadli Jabat Kepala BNK KotimĀ |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.