Kabar Dayak
Profil Panglima Jilah Pimpinan Pasukan Merah Dayak yang Mengecam Insiden Tewasnya Warga di Seruyan
Panglima Jilah memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, soal insiden di Seruyan. Dulu, pernah pidato depan Presiden Joko Widodo.
TRIBUNKALTENG.COM - Berikut profil Panglima Jilah, pimpinan Pasukan Merah Dayak yang mengecam insiden bentrok antara warga dan polisi di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
Ya, Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah adalah pimpinan dari pasukan Tariu Borneo Bangkule Rajakng ( TBBR ) se Tanah Dayak alias Pasukan Merah yang berasal dari Suku Dayak.
Reaksi Panglima Jilah meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindak tegas pelaku penembakan dan yang memerintahkannya. Dulu, dia pernah pidato berhadapan Presiden Joko Widodo.
Reaksi Panglima Jilah ini dipicu setelah tersiar kabar ada penembakan dan ada warga tewas. Seusai aksi warga terjadi di Desa Bangkal Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng) sekitar areal kebun PT Hamparan Massawit Bangun Persada I ( PT HMBP ).
Baca juga: Panglima Jilah Minta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Bertindak, Sikapi Kejadian di Seruyan PT HMBP
" Mengutuk keras atas tindakan pihak kepolisian di Kabupaten Seruyan, saya meminta kepada pihak kepolisian terutama kepada pak Kapolri untuk menindak tegas," tegas Panglima Jilah dikutip Tribunkalteng.com dari video yang tersebar viral group PM TBBR se Kalimantan, Instagram takam_dayak_bahadat.
Bahkan Panglima Jilah menyebut bila tindakan kepolisian telah semena-mena terhadap masyarakat di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.
" Tindakan kepolisian yang telah semena-mena dengan masyarakat, terkesan sangat arogan dan membela perusahaan. Saya meminta untuk yang menembak dan yang memerintahkan menembak (ditindak)," katanya.
Sosok Panglima Jilah menjadi simbol perjuangan masyarakat Suku Dayak ini lahir dengan nama Agustinus Jilah.
Inilah profil dan biodata Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah, pimpinan pasukan merah dayak Kalbar yang pidato di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Diketahui, sosok Panglima Jilah menjadi sorotan dalam acara Bahaupm Bide Bahana di Rumah Radakng, Selasa (29/11/2022) lalu.
Ia berpidato mewakili pasukan merah dayak Kalbar di acara yang dihadiri Presiden Jokowi tersebut.
Bahaupm Bide Bahana merupakan pertemuan besar antara masyarakat dengan rajanya.
Kali ini raja yang dimaksud adalah Presiden Joko Widodo.
Pada acara tersebut, pasukan merah Tariu Borneo Bengkule Rajakng melaksanakan serangkaian ritual adat.
Selain itu juga dilaksanakan pertunjukan seni budaya khas Dayak.
"Dalam rangkaian kegiatan ini juga dilakukan ritual adat sebagai rasa syukur dan keselamatan dari bencana," ujarnya.
Panglima Jilah menyampaikan bahwa TBBR merupakan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian budaya serta benteng masyarakat Dayak.
Dengan semakin berkembangnya zaman, dihadapan Jokowi Panglima Jilah berharap pemerintah dapat mengakomodir peningkatan SDM anak-anak masyarakat Dayak di pedalaman Kalimantan.
"Kami berharap agar kiranya pemerintah mengakomodir peningkatan SDM bagi anak-anak Dayak khususnya di pedalaman agar mendapatkan fasilitas pendidikan yang setara dengan anak-anak di kota besar," tuturnya.
Lalu, menuju pembangunan ibu kota Nusantara di Kalimantan Timur, pihaknya dari TBBR siap memberikan dukungan penuh kepada pemerintah.
"Besar harapan kami IKN dapat berpengaruh besar kepada pembangunan masyarakat Dayak, baik dari SDM dan Infrastruktur,".
"Kiranya Bapak Kapolri, saya berharap bisa memberikan kuota khusus agar anak-anak Dayak dapat bergabung di TNI dan Polri, kami rindu melihat jenderal dari suku Dayak di masa depan," harap Panglima Jilah.
Lantas, seperti apa profil dan biodata Panglima Jilah?
Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah, nama aslinya adalah Agustinus Jilah.
Ia lahir pada 19 Agustus 1980 di Toho, tepatnya Desa Sambora, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Indonesia.
Panglima Jilah adalah cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan.
Maka tidak heran Panglima Jilah sangat disegani sekaligus dikagumi khususnya di Pulau Kalimantan.
Ia berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak masyarakat yang terancam dirampas pihak lain.
Hingga Panglima Jilah pun dijadikan simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya.
Ia menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.
Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.
Namun dibalik itu semua, Panglima Jilah melalui masa lalu yang penuh liku dan bisa dikatakan sangat miris.
Pada masa kecilnya, Panglima Jilah memiliki kelainan dari teman-temannya kala itu.
Konon katanya lidahnya sering keluar, perut buncit dan keterbatasan dalam bicara alias gagap.
Namun dengan kegigihan yang dimiliki seperti halnya spirit para leluhur, perlahan Panglima Jilah mampu mengatasi semuanya hingga normal.
Kini Ia pun sangat dikagumi khususnya suku Dayak.
Ia tampak sangat tangguh dan menjadi orator ulung untuk membakar semangat Pasukan Merah.
Bersama sekitar 44 ribuan Pasukan Merah, Panglima Jilah menjadi orang terdepan untuk memperjuangkan keadilan dan bertanggung jawab penuh atas adat budaya Dayak.
Sejumlah persoalan yang merugikan masyarakat telah dituntaskan hanya bermodal keberanian dan kemampuannya beradu pendapat.
Walau demikian, Panglima Jilah sangat menyadari semua itu adalah titipan. Ia tidak sombong, tidak pula semena-mena.
Sebaliknya, Panglima Jilah adalah sosok rendah hati dan selalu mengutamakan kedamaian satu sama lain.
Ia sangat ramah, murah senyum, peduli dengan masyarakat dan lingkungannya.
Bersama Pasukan Merah yang dipimpinnya, Panglima Jilah terus menghidupkan tradisi dan adat istiadat yang mulai tergerus jaman.
Ia merangkul kaum muda untuk bersama-sama menghidupkan adat budaya serta melestarikan hutan Kalimantan.
Lalu siapakah yang layak menjadi Pasukan Merah?
Ternyata menjadi Pasukan Merah tidak semudah yang dibayangkan. Ada tahapan seleksi dan harus memenuhi sejumlah persyaratan baru bisa menjadi Pasukan Merah.
Selain seleksi kemampuan fisik, Pasukan Merah harus rendah hati, tidak radikalis, membela yang benar, dan menjadi garda terdepan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
Jika melanggar satu saja syarat-syarat tersebut, maka dipastikan si pelanggar dikeluarkan dari Pasukan Merah.
( Tribunkalteng.com / Surya)
Panglima Jilah
Pasukan Merah
Dayak
Desa Bangkal
Seruyan
Kalimantan Tengah
Pangalangok Jilah
Tariu Borneo Bangkule Rajakng
TBBR
Kapolri
Jenderal Listyo Sigit
Presiden Joko Widodo
PT HMBP
| Ciri Khas Upacara Ngadatu, Ritual Orang Meninggal Dunia yang Tak Wajar di Masyarakat Dayak Kalteng |
|
|---|
| Tradisi Hambai Angkat Khas Dayak Kalteng, Upacara Mengesahkan Anak Angkat Menjadi Kandung |
|
|---|
| Syarat Upacara Manawur Sahut, Ritual Meminta Keselamatan Bagi Masyarakat Dayak Ngaju Kalteng |
|
|---|
| Ciri Ritual Balian Balaku Untung, Upacara Memohon Berkah Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah |
|
|---|
| Ritual Tantulak Ambun Rutas Matei, Proses Kematian Suku Dayak Kalteng Bersifat Sementara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kalteng/foto/bank/originals/Jilah-profil.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.