Bentrok Bangkal Seruyan Kembali Pecah

Panglima Jilah Minta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Bertindak, Sikapi Kejadian di Seruyan PT HMBP

Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit bertindak, imbas kejadian di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalteng

|
Editor: Nia Kurniawan
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Sosok Panglima Jilah (tengah) di Bareskrim Polri, Rabu (9/8/2023) lalu. Kini, dia kembali bereaksi, Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit bertindak, imbas kejadian di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalteng, Sabtu (7/10/2023) 

TRIBUNKALTENG.COM - Kejadian bentrok antara warga dan polisi di Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Sabtu (7/10/2023) memantik reaksi Panglima Jilah.

Ya, Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah adalah pimpinan dari pasukan Tariu Borneo Bangkule Rajakng ( TBBR ) se Tanah Dayak alias Pasukan Merah yang berasal dari Suku Dayak. Reaksi Panglima Jilah meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menindak tegas pelaku penembakan dan yang memerintahkannya.

Reaksi Panglima Jilah ini dipicu setelah tersiar kabar ada penembakan dan ada warga tewas. Seusai aksi warga terjadi di Desa Bangkal Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng) sekitar areal kebun PT Hamparan Massawit Bangun Persada I ( PT HMBP ).

" Mengutuk keras atas tindakan pihak kepolisian di Kabupaten Seruyan, saya meminta kepada pihak kepolisian terutama kepada pak Kapolri untuk menindak tegas," tegas Panglima Jilah dikutip Tribunkalteng.com dari video yang tersebar viral group PM TBBR se Kalimantan, Instagram takam_dayak_bahadat.

Baca juga: Kumpulan Fakta Insiden di PT HMBP Bangkal Seruyan, Kata Panglima Jilah hingga Polda Kalteng

Baca juga: Profil Panglima Jilah Pimpinan Pasukan Merah Dayak yang Mengecam Insiden Tewasnya Warga di Seruyan

Baca juga: Kronologi Warga Tewas Imbas Bentrok Lawan Polisi di PT HMBP Seruyan, ini Kata Polda Kalteng

Bahkan Panglima Jilah menyebut bila tindakan kepolisian telah semena-mena terhadap masyarakat di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.

" Tindakan kepolisian yang telah semena-mena dengan masyarakat, terkesan sangat arogan dan membela perusahaan. Saya meminta untuk yang menembak dan yang memerintahkan menembak (ditindak)," katanya.

Sosok Panglima Jilah menjadi simbol perjuangan masyarakat Suku Dayak ini lahir dengan nama Agustinus Jilah.

Ia lahir di Desa Sambora, Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, pada 19 Agustus 1980.

Buntut aksi warga terjadi di Desa Bangkal Seruyan, Kalimantan Tengah (Kalteng) sekitar areal kebun PT Hamparan Massawit Bangun Persada I ( PT HMBP ).

Dilansir Tribunkalteng.com dari Kompas, ada satu orang tewas dan seorang lainnya luka berat.

Korban tewas diduga terkena tembakan saat warga kembali menuntut PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) I segera menyediakan kebun plasma.

Korban tewas bernama Gijik (35), sedangkan korban luka adalah Taufikurahman (23).

Kronologi insiden yang dialami warga Bangkal itu saat keduanya datang ke lokasi kejadian bersama ratusan orang lainnya.

Aksi terkait tuntutan warga agar perusahaan menyediakan lahan plasma itu kini sudah memasuki hari ke-23.

”Mereka sedang duduk-duduk saat aksi. Namun, Taufikurahman lalu tertembak. " kata Fery, pengemudi ambulans Desa Bangkal. Dia yang menjemput korban tewas dan terluka dan membawanya ke RSUD dr Murjani Sampit.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved