Kalteng Tanggap Darurat Bencana Karhutla

Sampit Diguyur Hujan Lebat, BMKG Kotim Sebut Ada Pengaruh Teknologi Modifikasi Cuaca Atau TMC

Setelah lama menuggu, Sampit diguyur hujan lebat Kamis 5 Oktober 2023 sore yang menurut BMKG Kotim ada pengaruh teknologi modifikasi cuaca.

|
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
IST/Mashud
Sampit diguyur hujan lebat pada Kamis (05/10/2023) sore. BMKG Kotim mengungkap ada pengaruh teknologi hujan buatan atau TMC. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Setelah berminggu-minggu diliputi cuaca panas, sebagian besar wilayah  Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), seperti Sampit diguyur hujan pada Kamis (05/10/2023) sekira pukul 15:15 WIB. 

Sampit diguyur hujan lebat tersebut merupakan efek dari teknologi modifikasi cuaca  atau TMC berupa hujan buatan yang dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG yang meliputi wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng).

Hal ini pun dibenarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika  atau BMKG Kotim melalui Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit.

“Iya betul, disamping adanya potensi hujan ini juga pengaruh dari kegiatan TMC di Kalteng yang dilaksanakan mulai tanggal 3 kemarin sampai 8 Oktober 2023,” kata Prakirawan BMKG Kotim, Alfa Centauri, ketika dikonfirmasi Tribunkalteng.com.

Baca juga: Karhutla di Kateng Sebabkan Kabut Asap, Hampir Setiap Hari Penerbangan Delay di Bandara Tjilik Riwut

Baca juga: Gempa Terkini Kamis 5 Oktober 2023 Malam, Magnitudo 3,6 SR Baru Saja Guncang Sumur Banten

Baca juga: Kujungi Palangkaraya Kalteng, Pangdam XII/Tangjungpura Berkomitmen Siap Sukseskan Pemilu 2024

Ia menyebut, kegiatan TMC tersebut akan dilaksanakan selama 6 hari, dari tanggal 3-8 Oktober 2023.

Dalam satu hari ada 2 kali kegiatan TMC, yakni pada pukul 13:00 WIB dan 15:30 WIB. Meliputi wilayah Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, dan Katingan.

Di wilayah Kotim hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di wilayah Kecamatan Baamang, Mentawa Baru Ketapang dan meluas ke Kecamatan Kota Besi, Cempaga, Mentaya Hulu, Seranau, Telawang, dan Bukit Santuai. Dengan durasi kurang lebih 1,5 jam.

Dengan intensitas adanya hujan tersebut diharapkan bisa membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa lokasi di Kotim.

“Intensitas hujan hari ini sedang hingga lebat, diharapkan ini bisa untuk membantu pemadaman karhutla di area yang terguyur hujan,” imbuhnya.

Adapun, berdasarkan prakiraan BMKG Kotim untuk Jumat (06/10/2023) masih ada potensi turun hujan di beberapa Kecamatan, antara lain Bukit Santuai, Mentaya Hulu, Parenggean, Telaga Antang, dan Tualan Hulu. Sedangkan, untuk kecamatan lainnya rata-rata diprediksi dalam kondisi cuaca cerah berawan.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BP-BPK) Kalteng Ahmad Toyib menyampaikan, bahwa BNPB melibatkan BMKG, BRIN, dan instansi terkait mulai melaksanakan TMC di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya Kalteng.

Kegiatan TMC tersebut dilaksanakan menyusul laporan dari BMKG terkait adanya potensi hujan sejak tanggal 1-8 Oktober di sejumlah wilayah Indonesia.

Sedangkan, TMC memang baru bisa dilaksanakan apabila ada potensi hujan atau bibit awan yang bisa disemai untuk menghasilkan hujan buatan.

Tujuan dari program TMC tersebut tidak lain adalah untuk mengatasi musibah karhutla disusul dengan kabut asap yang belakangan ini melanda wilayah Kalteng, termasuk Kotim. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved