Berita Kotim

Intensitas Karhutla di Sampit Kembali Meningkat, BPBD Kotim Minta Bantuan Helikopter Water Bombing

Badan Penanggulangan Bencana daerah atau BPBD Kotim meminta Helikopter Water Bombing beroperasi. Pasalnya, Karhutla di Sampit kembali marak.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Petugas BPBD Kotim saat memadamkan Karhutla di Sampit. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kotim setidaknya ada 7 titik Karhutla di Sampit yang terjadi pada hari ini, Jumat (22/09/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Badan Penanggulangan Bencana daerah atau BPBD Kotim meminta Helikopter Water Bombing beroperasi. Pasalnya, Karhutla di Sampit kembali marak.

Sempat landai karena adanya hujan, kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali meningkat.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kotim setidaknya ada 7 titik Karhutla di Sampit yang terjadi pada hari ini, Jumat (22/09/2023).

Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam mengatakan, pada minggu pertama sejak penetapan status tanggap darurat bencana karhutla yang dimulai 12 September lalu, pihaknya cukup terbantu dengan adanya hujan.

Baca juga: Lowongan Kerja PT Brantas Abipraya Tersedia 15 Posisi, Pendaftraan Hingga 25 September 2023

Baca juga: VIRAL Sekelompok Orang di Jerman Berkostum dan Ngaku Anjing, Berkomunikasi Dengan Cara Menggongong

Baca juga: Gempa Terkini Jumat 22 September 2023 Malam, Magnitudo 2,8 SR Getarkan Gunung Kidul Yogyakarta

Sehingga, jumlah personel di posko pun dikurangi. Namun, pada hari ini intensitas karhutla kembali mengalami peningkatan.

“Memang yang namanya bencana tidak bisa kita pastikan kehadirannya. Terbukti hari ini eskalasi (peningkatan) karhutla cukup besar,” ucapnya, ketika diwawancarai usai memantau karhutla di Jalan MT Haryono Barat.

Dari 7 titik karhutla yang terdata hari itu 4 diantaranya berada di Kota Sampit, yakni Jalan Bumi Raya, Jalan Jenderal Sudirman Km 2, Jalan Pramuka Gang Lukito, dan Jalan MT Haryono Barat.

Sedangkan, 3 lainnya berada di luar kota, yaitu Jalan Jalan Jenderal Sudirman Km 28, Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit, dan Kelurahan Samuda Kota Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

Untuk lokasi karhutla dengan luasan paling besar kala itu berada di Jalan MT Haryono Barat dengan luasan diperkirakan 200 x 200 meter atau 4 hektar.

BPBD Kotim mengerahkan 5 unit armada, 31 personel gabungan dari TNI,Polri,Manggala Agni,dan lain-lain.

Selain itu, pihaknya juga dibantu oleh MPA Mentawa Baru Ketapang dan Redkar Ketapi III.

Karhutla di Jalan MT Haryono ini meliputi kawasan rawa yang ditumbuhi semak belukar cukup lebat, sehingga cukup menyulitkan personel yang melakukan pemadaman.

Belum lagi titik api berada cukup jauh ke dalam kawasan rawa, sekira 400 meter dari tepi jalan raya, sehingga personel harus menyambung selang secara bertahap hingga mencapai 17 rol yang masing-masing memiliki panjang sekira 30 meter.

Badan Penanggulangan Bencana daerah atau BPBD Kotim meminta Helikopter Water Bombing kembali beroperasi. Pasalnya, Karhutla di Sampit kembali marak.
Badan Penanggulangan Bencana daerah atau BPBD Kotim meminta Helikopter Water Bombing kembali beroperasi. Pasalnya, Karhutla di Sampit kembali marak. (Tribunkalteng.com/ Devita Maulina)

“Untuk kendala air alhamdulillah tidak ada, karena kebetulan parit di sekitar lokasi masih bisa kami gunakan.

Hanya saja rintangannya berada di medan yang ditempuh, personel kami harus melintas di daerah rawa yang berisiko bertemu dengan hewan melata dan lain-lain, itu yang kami waspadai,” tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved