Mahasiswa UPR Unjuk Rasa

Mahasiswa FEB UPR Sedih Dapat Nilai C Karena Tak Tebus Buku Kuliah, Wakil Dekan III Minta Bukti

Seorang mahasiswa Jurusan Akuntasi Universitas Palangkaraya, sedih karena mendapatkan nilai C karena tidak membeli buku dari dosen

|
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
Screenshoot Fb Tribunkalteng.com
Ratusan Mahasiswa UPR unjuk rasa di depan kantor rektorat UPR, Jumat (8/9/2023). Mereka menyoal fasilitas kampus dan dugaan pungli. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Salah seorang mahasiswa Jurusan Akuntasi Universitas Palangkaraya, sedih karena mendapatkan nilai C karena tidak membeli buku dari dosen.

Mahasiswa jurusan akuntasi Universitas Palangkaraya tersebut mengatakan, terkait maraknya kasus mafia buku yang viral belakangan ini menurutnya, mengarah kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangkaraya.

"Jadi kami setiap semesternya itu kami harus menebus buku dengan syarat kelulusan mata kuliah," ucapnya kepada Tribunkalteng.com, Jumat (8/92023).

Dirinya menyebutkan, bahwa ia mengalami kejadian tersebut pada saat semester 2 dan tidak menebus buku.

"Karena tidak menebus buku yang disarankan oleh dosen tersebut saya mendapatkan nilai C," ucapnya.

Baca juga: Unjuk Rasa Mahasiswa, Sempat Ricuh Dorong-Dorongan dengan Pihak Rektorat Universitas Palangkaraya

Baca juga: Mahasiswa UPR Tiap Semester Bayar UKT Belum Dapat Almamater Kampus dan e-KTM Selama 1,5 Tahun

Dia mengungkapkan, harapannya untuk menjadi mahasiswa cumlaude sudah punah karena kejadian tersebut.

"Jadi itu adalah budaya dari tahun ke tahun yang tidak bisa kami hilangkan, makanya itulah yang kami sampaikan ke Rektor Universitas Palangkaraya," katanya.

Menurutnya viralnya mafia buku di Universitas Palangkaraya baru-baru ini, karena ada mahasiswa atau oknum kritikus yang sudah resah dengan mafia buku.

"Kami juga tidak tahu siapa yang memviralkan mafia buku, tetapi yang pasti kami adalah korban dari mafia buku tersebut dari Jurusan Akuntasi," ucapnya.

Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sunaryo, saat ditemui di Rektorat Universitas Palangkaraya, Jumat (8/9/2023).
Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sunaryo, saat ditemui di Rektorat Universitas Palangkaraya, Jumat (8/9/2023). (Tribunkalteng.com/Lidia Wati)

Ia mengungkapkan, hampir semua mahasiswa dari Jurusan Akuntasi menjadi korban dari mafia buku tersebut.

"Jadi untuk per buku itu biasanya dipatok dengan harga Rp. 100 ribu dan kami juga sebenarnya dari mahasiswa tidak masalah dengan buku dengan harga tersebut asalkan bukunya layak pakai," sebutnya.

Dengan harga Rp.100 ribu tidak sebanding dengan buku yang diterima yang hampir tidak layak pakai.

"Jadi itu dosen yang menjual dan bahkan dari semester 1 pun sudah ada yang seperti itu," ujarnya.

Selain itu para mahasiswa diimingi dengan nilai yang bagus jika menebus buku tersebut, tetapi ada juga yang setelah ditebus namun pada saat pengumuman nilai hal tersebut tidak berpengaruh pada nilai.

Baca juga: BREAKING NEWS, Ratusan Mahasiswa UPR Unjuk Rasa Depan Kantor Rektorat

Baca juga: Didemo Mahasiswa Sendiri, Rektor Universitas Palangkaraya Salampak Dohong Hadir Dengarkan Keluhan

"Terkadang kami ada juga yang sudah menebus buku tetapi bukunya seperti tidak berguna yang artinya tidak sesuai dengan materi yang diberikan" katanya.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved