Berita Kotim

Karhutla di Kotim Parah, Asap Bikin Perih Mata dan Sesak Nafas Warga Graha Pramuka Sampit Mengungsi

Kabut asap dampak Karhutla di Kotim makin parah membuat warga Jalan Graha Pramuka Sampit memilih mengungsi ke lokasi lain yang minima kabut asap.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Suasana di Jalan Graha Pramuka Sampit yang diliputi asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla di Kotim makin parah. Sebagian warga setempat memutuskan mengungsi karena tak tahan dengan kabut asap yang menyebabkan gangguan pernafasan dan mata perih 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Kabut asap dampak Karhutla di Kotim makin parah membuat warga Jalan Graha Pramuka Sampit memilih mengungsi ke lokasi lain, karena asap bikin sesak nafas dan mata perih.

Sejumlah warga Jalan Graha Pramuka Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mulai mengungsi karena tak tahan dengan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan  atau Karhutla di Kotim yang mengepung kawasan perumahan mereka.

Meski pun  begitu, masih ada saja sejumlah warga lainnya yang memilih bertahan, karena alana takut meninggalkan rumah, karena ancaman Karhutla di Kotim khususnya sekitar permukiman mereka yang bisa merambat ke bangunan.

Kabut asap yang mencemari udara sejak 2 hari terakhir itu dirasa telah berdampak buruk bagi kesehatan, sehingga banyak orang tua yang memiliki anak kecil khawatir.

Baca juga: Kebakaran Dekati Rumah Warga, BPBD Kotim Prioritaskan Penanganan Karhutla Kawasan Permukiman

Baca juga: Kabut Asap Parah Jam Masuk Sekolah Diundur, Disdik Kotim Keluarkan Aturan Pembelajaran Saat Kemarau

Baca juga: BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja Lulusan D3, Posisi PATT Bidang Komunikasi Organisasi

Asap yang begitu pekat membuat mata perih dan pernafasan pun menjadi tidak nyaman meski telah mengenakan masker.

“Istri dan anak-anak saya sudah saya ungsikan ke tempat saudara sejak kemarin. Kita yang sudah dewasa saja merasa sesak nafas dengan kabut asap begini apalagi anak-anak, kasihan, “ kata Mustofa, salah seorang warga setempat, Senin (4/9/2023).

Ia menyebutkan, karhutla yang terjadi di kawasan tersebut sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu, namun kondisi terparah terjadi 2 hari terakhir.

Api berasal dari arah timur menuju arah barat, namun ia tidak mengetahui pasti penyebab kebakaran tersebut.

Hembusan angin yang cukup kuat membuat api dengan cepat meluas. Padahal, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan helicopter water bombing sudah berkali-kali berupaya memadamkan karhutla di kawasan tersebut.

“BPBD menggunakan helikopter itu sudah berpuluh-puluh kali menyiram air ke lokasi ini, tapi ada saat malam kegiatan mereka berhenti dan saat malam itu api kembali menyalai dan menyebar,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua RT setempat Januar Ihsan mengatakan karhutla di kawasan itu telah berlangsung setidaknya seminggu.

Para warga setempat merasa was-was karena lahan yang terbakar berada dekat dengan permukiman warga.

Namun, ia bersyukur karena warga di lingkungan itu cukup kooperatif dan bersedia siap siaga untuk membantu penanganan karhutla.

Kabut asap dampak Karhutla di Kotim makin parah membuat warga Jalan Graha Pramuka Sampit memilih mengungsi ke lokasi lain, karena asap bikin sesak nafas dan mata perih.
Kabut asap dampak Karhutla di Kotim makin parah membuat warga Jalan Graha Pramuka Sampit memilih mengungsi ke lokasi lain, karena asap bikin sesak nafas dan mata perih. (Tribunkalteng.com/ Devita Maulina)

“Kepanikan itu jelas ada, apalagi lahan yang terbakar ini dekat dengan perumahan warga yang sudah dihuni. Tapi Alhamdulillah, warga disini kooperatif dan siap siaga membantu penanganan karhutla,” ucapnya.

Ia menambahkan, sejauh ini karhutla belum sampai berdampak pada rumah warga yang berada di lokasi tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved