Berita Palangkaraya

Korban Kebakaran Flamboyan Bawah Palangkaraya, Terpaksa Jual Rongsokan Untuk Tambahan Biaya Hidup

Mama Juang seorang Korban Kebakaran Flamboyan Bawah Palangkaraya, terpaksa mejual barang rongsokan sisa puing rumahnya untuk tambahan biaya hidup.

Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
tribunkalteng.com/pangkan B
Mama Juang seorang korban Kebakaran Flamboyan Bawah Palangkaraya, terpaksa mejual barang rongsokan sisa puing rumahnya untuk tambahan biaya hidup. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA -  Mama Juang seorang korban Kebakaran Flamboyan Bawah Palangkaraya, terpaksa mejual barang rongsokan sisa puing rumahnya untuk tambahan biaya hidup.

Mama Juang tampak mengumpulkan besi, alumunium, dan tembaga yang terbakar di Kawasan Flamboyan Bawah Palangkaraya untuk dijual penuhi kebutuhan hidupnya.

Rumah yang telah ditinggalinya selama 15 tahun, hangus terbakar hanya dalam beberapa jam saat api meluluhlantahkan kawasan padat penduduk Flamboyan Bawah Palangkaraya.

Lokasi kebakaran tersebut tepatnya di kawasan Flamboyan Bawah, Pahandut, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

“Sudah tidak bisa lagi membangun rumah, semua harta benda telah terbakar karena api dengan cepat menyambar bangunan rumah saya,” ujar Warga bernama Mama Juang saah satu korban kebakaran Flamboyan Bawah Palangkaraya.

Baca juga: Gempa Terkini Senin 14 Agustus 2023, Magnitudo 3,6 SR Baru Guncang Timur Laut Banggaikep Sulteng

Baca juga: Kualitas Udara di Sampit Menurun Akibat Asap, Warga Diimbau Gunakan Masker dan Tak Jajan Sembarangan

Baca juga: Penuhi Syarat Ikut Lomba, BUMDes Nusantara Jaya Mandiri Desa Bapeang Wakili Kotim Tingkat Provinsi

Wanita berusia 53 tahun tersebut kini hanya bisa mengais sisa puing rumahnya dan rumah warga lainnya.

“Lumayan untuk tambah uang buat kebutuhan sehari-hari dari besi, alumunium, dan tembaga sisa kebakaran,” ujarnya.

Ia mengatakan penghasilan dari menjual sisa puing tersebut dihargai Rp 3000 hingga Rp 5000 perkilogram.

“Jadi nanti dikumpulkan terlebih dahulu selama 4 hari, kalau sudah terkumpul baru dijual ke tukang loak,” jelas Mama Juang.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan hasil yang dikumpulkan selama 4 hari menghasilkan uang sebesar Rp 200 ribu.

“Lumayan untuk beli kebutuhan sehari-hari dan menambah uang sewa rumah atau barak,” jelas Juang.

Dirinya mengatakan tak bisa hanya diam tak ada aktivitas di rumah keluarganya, tempat ia tinggal saat ini.

“Dari pada saya hanya berdiam diri di rumah, lebih baik seperti ini setidaknya ada pemasukan dan kerjaan meski hanya mengumpulkan puing,” terang Mama Juang.

Ia mengatakan tidak ada warga yang membangun ulang rumahnya karena kendala dalam biaya pembuatan rumah baru.

“Kalau membangun rumah ulang tidak ada, kebanyakan menyewa barak dan rumah, jadi hanya pembangunan mushola saja yang saat ini mau dibangun kembali,” jelas Mama Juang. 

Ia mengatakan tengah mengumpulkan uang agar bisa tinggal di tempat baru.

“Rencananya kalau pindah, saya maunya tinggal di Jalan Murdjani saja atau di Gang Sari 45,” tutup Mama Juang. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved