Karhutla Kalteng Makin Parah

Kualitas Udara di Sampit Menurun Akibat Asap, Warga Diimbau Gunakan Masker dan Tak Jajan Sembarangan

Kabut asap membawa dampak kualitas Udara di Sampit Menurun, sehingga warga Sampit diimbau untuk mulai menggunakan masker dan tak jajan

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
ISTIMEWA
Warga Sampit mulai menggunakan masker ketika beraktivitas di pagi hari disebabkan kabut asap yang mulai menyelimuti wilayah tersebut, hingga mengganggu kenyamanan. Kabut asap membawa dampak pada menurunya Kualitas Udara di Sampit Menurun, sehingga warga Sampit diimbau untuk menggunakan masker dan tak jajan sembangan. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Kabut asap membawa dampak pada menurunya Kualitas Udara di Sampit Menurun, sehingga warga Sampit diimbau untuk mulai menggunakan masker dan tak jajan sembangan.

Kepala Puskesmas Baamang 1, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Supriadi mengimbau, masyarakat mulai menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan, karena Kualitas Udara di Sampit Menurun.

Dia juga mengimbau agar warga lebih selektif ketika membeli makanan atau jajanan dari luar karena Kualitas Udara di Sampit Menurun.

Hal ini disampaikannya sehubungan dengan menurunnya kualitas udara di Kotim sebagai dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang belakangan marak terjadi. Serta, musim kemarau yang biasanya meningkatkan kerawanan terhadap penyakit diare.

Baca juga: Karhutla Kalteng 13 Agustus 2023, Hotspot dan Lahan Terbakar Bertambah di Beberapa Kabupaten

Baca juga: Karyawan Hotel di Palangkaraya Dilaporkan ke Polsek Pahandut, Diduga Gelapkan Motor dan Uang

Baca juga: Kabut Asap Karhutla Sebabkan ISPU di Kotim Tidak Sehat, Masyarakat Diimbau Gunakan Masker

“Imbauan untuk masyarakat, khususnya wilayah Puskesmas Baamang 1, mengingat kita berada di musim kemarau apalagi informasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bahwa kualitas udara kita menurun, maka diimbau untuk lebih menjaga kesehatan, sebaiknya gunakan masker ketika beraktivitas di luar,” tuturnya, Senin (14/08/2023).

Ia menyampaikan, hampir setiap musim kemarau terjadi peningkatan kasus penyakit asma, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan diare. Hal ini biasanya berhubungan dengan kualitas udara yang menurun.

Meski pun, untuk saat ini peningkatan kasus tersebut belum terjadi secara signifikan, tapi penting untuk mengambil langkah antisipasi, baik untuk melindungi diri sendiri maupun keluarga.

Selain menggunakan masker di luar ruangan, ia juga mengimbau masyarakat lebih memperhatian makanan yang dikonsumsi.

Menjaga asupan gizi yang seimbang, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

“Dan juga pintar-pintar lah ketika membeli makanan atau jajanan di luar, karena kita tau musim kemarau ada berbagai penyakit yang biasa terjadi, di antaranya diare dan ISPA,” ucapnya.

Supriadi juga mengimbau agar masyarakat segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila mengalami demam, pilek, atau pegal-pegal.

Supaya upaya pengobatan bisa secepatnya dilakukan, sebelum kondisi kesehatan kian memburuk.

Kepala Puskesmas Baamang 1, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Supriadi mengimbau masyarakat untuk mulai menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan.
Kepala Puskesmas Baamang 1, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Supriadi mengimbau masyarakat untuk mulai menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan. Kabut asap membawa dampak pada menurunya kualitas udara, sehingga warga Sampit diimbau untuk mulai menggunakan masker dan tak jajan sembangan. (Tribunkalteng.com/ Devita Maulina)

“Segeralah berobat ke fasyankes terdekat. Jangan ditunda-tunda, karena kami siap melayani masyarakat,” pungkasnya.

Pada wawancara terpisah, Kepala Laboratorium Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim, Dhody Wiriyanto mengatakan, sejak beberapa hari terakhir angka pada parameter Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) mengalami fluktuasi yang cukup signifikan.

Contonya, pada Minggu (13/08/2023) angka pada parameter ISPU mulai meningkat. Angka tertinggi terjadi sekira pukul 00:00 WIB mencapai 121 poin. Angka tersebut membuat kualitas udara di Kotim masuk dalam kategori Tidak Sehat.

Kondisi ini disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kian marah sehingga mencemari kualitas udara di Kotim, khususnya Kota Sampit. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved