Karhutla Kalteng Makin Parah

Kabut Asap Karhutla Sebabkan ISPU di Kotim Tidak Sehat, Masyarakat Diimbau Gunakan Masker

Kebakaran hutan dan lahan atau Karutla di Kotim sudah membawa dampak Indek Standar Pencemaran Udara atau ISPU di Kotim tidak sehat.

|
Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
IST
Suasana Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, saat pagi hari sudah mulai diselimuti kabut asap dampak dari karhutla yang kian marak. Kebakaran hutan dan lahan atau Karutla di Kotim sudah membawa dampak Indek Standar Pencemaran Udara atau ISPU di Kotim Tidak Sehat. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang kian marak di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyebabkan kualitas udara tercemar dan Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU di Kotim Tidak Sehat.

Pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU di Kotim Tidak Sehat, khususnya di Sampit.

Bahkan, data terkait ISPU di Kotim Tidak Sehat khusus untuk Sampit tersebut sudah beberapa kali yang tercatat tidak sehat.

Kepala Laboratorium Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim, Dhody Wiriyanto mengatakan, sejak kemarin, Minggu (13/08/2023), angka pada parameter ISPU mulai meningkat. Angka tertinggi terjadi sekira pukul 00:00 WIB mencapai 121 poin.

Baca juga: 2 Pejabat Pemprov Kalteng Yang Diusulkan Jadi Pj Bupati, Merupakan Usulan DPRD Kapuas

Baca juga: Gempa Terkini Senin 14 Agustus 2023, Baru Saja Getarkan Kuta Selatan Bali Dengan Magnitudo 3,3 SR

Baca juga: PT Sucofindo Cabang Banjarmasin Buka Lowongan Kerja Minimal Lulusan D3 untuk Posisi Auditor

“Dini hari tadi juga sempat meningkat, lalu berangsur stabil. Semakin siang kepadatan udara berkurang dari adanya cuaca panas dan efek angin, sehingga angka parameternya berkurang sendiri,” ujarnya, Senin (14/08/2023).

Dijelaskannya, ISPU merupakan angka tanpa satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara di lokasi tertentu, yang didasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetik, dan makhluk hidup lainnya. 

Karhutla yang terjadi di wilayah Kotim dan sekitarnya secara tidak langsung berdampak pada kualitas udara yang bisa dilihat berdasarkan peningkatan sejumlah parameter.

Adapun parameter ISPU meliputi Hidrokarbon (HC), Karbon monoksida (CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), Ozon (O3), dan Partikulat (PM10 dan PM2,5). Masing-masing unsur ini dihitung menurut kadar tertimbang, kemudian disesuaikan dengan nilai standar.

ISPU ini terbagi dalam 5 kategori yang diklasifikasikan berdasarkan warna dan nilai, yakni hijau yang berarti baik (0-50), biru berarti sedang (51-100), kuning berarti tidak sehat (101-199), merah berarti sangat tidak sehat (200-299), dan hitam berarti berbahaya (300-500).

Kepala Laboratorium Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim, Dhody Wiriyanto menunjukan parameter ISPU yang meliputi wilayah Kota Sampit, Kotim.
Kepala Laboratorium Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim, Dhody Wiriyanto menunjukan parameter ISPU yang meliputi wilayah Kota Sampit, Kotim. Pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU di Kotim Tidak Sehat, khususnya di Sampit.  (Tribunkalteng.com/ Devita Maulina)

“Pemantauan ISPU ini dilakukan secara terus menerus menggunakan peralatan untuk mengukur kualitas udara yang sudah dilengkapi sensor dan dipasang di halaman Kantor DLH Kotim,” imbuhnya.

Data ISPU ini akan langsung tampil pada layar monitor yang ada di Kantor DLH, selain itu masyarakat juga bisa mengaksesnya melalui aplikasi ISPUNet KLHK yang terhubung dengan ISPU di setiap wilayah.

Menurunnya kualitas udara ini pun bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, khususnya ketika beraktivitas di luar ruangan pada subuh atau fajar. 

Salah seorang warga Kelurahan Baamang Barat, Mashaji mengeluhkan kabut asap yang membuat tidak nyaman.

Selain menyebabkan mata perih dan bau mengganggu pernafasan, kabut juga mulai mengganggu jarak pandang.

“Biasanya pagi-pagi saya sering bersepeda di sekitar Jalan Samekto sampai Bandara, tapi beberapa hari ini kabut asap mulai tebal. Bau-bau asap sisa kebakaran sudah tercium,” ucapnya.

Kondisi ini pun membuatnya khawatir, bahwa dampak kabut asap akan bertambah dan berimbas kepada banyak sektor. (*)


Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved