Kotim Habaring Hurung

Maksimalkan Penanganan Stunting di Kotim, Bupati H Halikinnor Berinovasi Lewat Gerebek Stunting

Maksimalkan Penanganan Stunting di Kotim, Bupati H Halikinnor Berinovasi Lewat Gerebek Stunting

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Bupati Kotim Halikinnor bersama jajaran dalam kegiatan rembuk stunting, yakni kegiatan evaluasi upaya penanganan Stunting di Kotim. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Maksimalkan penanganan Stunting di Kotim, Bupati H Halikinnor berinovasi lewat gerebek stunting

Bupati H Halikinnor menyoroti upaya penanganan Stunting di Kotim yang dinilai terlalu banyak acara seremonial.

Sedangkan, menurutnya penanganan Stunting di Kotim perlu aksi nyata agar hasilnya bisa maksimal.

Untuk itu, ia membuat suatu terobosan yang dinamakan Gerebek Stunting dengan harapan angka stunting di Kotim bisa ditekan lebih rendah lagi.

Hal ini ia sampaikan pada saat membuka acara rembuk stunting bertempat di aula sei mentaya, Kantor Bappelitbangda Kotim, Rabu (12/07/2023).

Baca juga: NEWS VIDEO, Aksi Emak-emak di Palangkaraya Viral di Medsos, Kepergok Saat Curi Barang di Toko

Baca juga: Terendah Prevalensi Stunting, Waket DPRD Kalteng Pelajari Strategi Penanganannya di Bali

Baca juga: Plt Bupati HM Nafiah Ibnor Ajak Seluruh Elemen Masyarakat Turunkan Angka Tinggi Stunting di Kapuas

Kegiatan ini merupakan agenda rutin Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim untuk mengevaluasi dan menyusun kembali upaya penanganan stunting kedepanya.

“Kalau menggunakan cara biasa tidak cukup, jika ingin hasilnya maksimal kita perlu suatu terobosan. Salah satunya melalui Gerebek Stunting, yakni pembagian telur dan susu untuk ibu hamil dan anak-anak yang berisiko stunting,” tuturnya.

Dari data riset kesehatan dasar (riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2018 angka prevalensi stunting di Kotim sebesar 48,84 persen, menempati posisi tertinggi di Kalimantan Tengah.

Lalu, pada tahun 2022 mengacu pada data survei status gizi Indonesia (SSGI)dair Kemenkes RI angka prevalensi stunting di Kotim sebesar 27,9 persen.

Kemudian, mengacu pada data elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim, angka prevalensi stunting di Kotim per Juni 2023 sebesar 20,7 persen.

Dari data tersebut, meski pun mengalami penurunan diketahui ada 5 kecamatan dengan angka stunting tertinggi, yaitu Kecamatan Teluk Sampit, Pulau Hanaut, Cempaga Hulu, Baamang, dan Tualan Hulu.

Maka itu, upaya penurunan angka stunting di Kotim masih harus ditingkatkan agar target penurunan stunting yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebesar 14 persen pada tahun 2024 bisa tercapai.

“Untuk mencapai target itu tidak bisa hanya dibebankan pada dinas terkait saja, tapi perlu kolaborasi seluru OPD dan melibatkan perusahaan yang beroperasi di wilayah ini, serta yang utama adalah masyarakat agar sadar pentingnya untuk hidup sehat,” ujarnya. 

Halikinnor melanjutkan, alasan diadakannya Gerebek Stunting ini karena faktor utama yang menyebabkan stunting adalah masalah gizi, khususnya protein dan kalsium, pada anak.

Bupati Kotim H Halikinnor menandatangani komitmen bersama penanganan Stunting di Kotim. Tribunkalteng.com/ Devita Maulina
Bupati Kotim H Halikinnor menandatangani komitmen bersama penanganan Stunting di Kotim. Tribunkalteng.com/ Devita Maulina (Tribunkalteng.com/ Devita Maulina)

Melalui Gerebek Stunting diharap bisa memenuhi kebutuhan gizi tersebut, sehingga  anak-anak yang berisiko atau statusnya stunting bisa menjadi lebih baik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved