Berita Palangkaraya

Besei Kambe Olahraga Tradisional Suku Dayak Kalteng, Kini Makin Dikenal Luas

Seringnya digelar, olahraga besei kambe kini makin dikenal banyak orang, bahkan hampir setiap kegiatan festival budaya dayak selalu ditampilkan.

Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
tribunkalteng.com/pangkan B
Olahraga tradisional masyarakat Suku Dayak Kalimantan Tengah, Besei Kambe atau Perahu Hantu saat di gelar di Sungai Kahayan Palangkaraya. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Seringnya digelar, olahraga besei kambe kini makin dikenal banyak orang, bahkan hampir setiap kegiatan festival budaya dayak selalu ditampilkan.

Tidak heran yang mengenal olahraga tradisional ini juga banyak orang luar Kalimantan Tengah yang memang suka dengan olahraga adu kuat mengayuh perahu dalam arah berlawanan tersebut.

Besei Kambe merupakan salah satu olahraga tradisional warga lokal atau Warga Dayak Kalimantan Tengah.

Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, Besei berarti perahu sedangkan Kambe adalah Hantu, jika digabungkan Besei Kambe berarti perahu hantu.

Hal tersebut merupakan cerita zaman dahulu yang sangat terkenal di wilayah Kalimantan Tengah.

Baca juga: Ritual Manyanggar, Upacara Membuka Lahan Baru Adat Suku Dayak Kalimantan Tengah

Namun seiring perkembangan zaman, Besei Kambe dikategorikan sebagai salah satu olahraga tradisional.

Olahraga adu kuat mengayuh perahu berlawanan arah tersebut dimainkan oleh empat orang, masing-masing peserta berjumlah dua orang duduk saling membelakangi pada bagian ujung perahu.

Kemudian mendayung sekuat tenaga hingga melewati batas tengah atau hingga perserta di sisi lainnya terseret ke arah berlawanan.

Yang berhasil menarik sisi lain perahu akan dinayatakan sebagai pemenang Besei Kambe.

Olahraga tradisional Kalteng ini selalu ramai disaksikan warga, karena olahraga tersebut terbilang seru dan dilakukan di sungai.

Kabid Pengembangan Destinasi dan Kelembagaan Disparbud Kalteng Rusita Murniasi menjelaskan Besei Kambe adalah salah satu tradisi suku Dayak.

Baca juga: VIDEO, Ida Dayak Tampil Pakai Hijab Usai Video Pasiennya Protes Viral, Kini Punya Profesi Baru

“Olahraga ini termasuk dalam tradisi turun-temurun dari nenek moyang dan sangat melegenda dari dulu hingga saat ini,” jelasnya.

Kabid Pengembangan Destinasi dan Kelembangaan ini juga menceritakan sedikit sejarah terkait olahraga Besei Kambe.

“Berdasarkan cerita zaman dulu, saat warga desa melaksanakan sebuah perayaan dan syukuran, terdengar suara gaduh dari sungai di dekat desa,” ujarnya.

Ia melanjutkan warga yang penasaran suara gaduh tersebut kemudian mencoba mencari tahu asal suara tersebut.

“Setelah dilihat, ternyata ada makhluk gaib yang sedang memperebutkan sebuah perahu hingga membuat perahu tersebut terbagi dua dan pecah,” ungkap Rusita.

Kini Besei Kambe telah menjadi olahraga yang dipertandingkan rutin tiap tahun melalui event pariwisata dan budaya yang mana hanya ada saat Festival Budaya dayak di Kalimantan Tengah.

Besei Kambe dimainkan dengan dua orang yang saling membelakangi, kemudian menggunakan dayung untuk saling menarik lawan ke sisi lainnya.

Baca juga: Keistimewaan Dohong Dibanding Mandau, Senjata Tertua Suku Dayak Kalimantan Tengah

Selain itu, Besei Kambe juga dimainkan menggunakan perahu sepanjang 5 meter, yang mana peserta yang tertarik atau terbawa ke sisi lainnya akan dinyatakan kalah.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Palangkaraya, Murni Pelita mengatakan Besei Kambe kini merupakan sebuah permainan.

fgethyju
Besei Kambe atau Perahu Hantu merupakan olahraga tradisional masyarakat Suku Dayak Kalimantan Tengah, saat ini sering digelar saat kegiatan festival budaya di Sungai Kahayan Palangkaraya. Tribunkalteng.com/pangkan Bangel

“Jadi Besei Kambe ini dilakukan oleh orang pada zaman dahulu sebagai ungkapan syukur saat musim panen,” jelasnya.

Baca juga: Festival Isen Mulang 2022, Polresta Palangkaraya Turunkan Personel Amankan Lomba Besei Kambe

Masyarakat bermain di atas perahu dengan saling membelakangi satu sama lain, yang artinya peserta satu dan lainnya tidak saling berhadapan.

Murni mengatakan saat ini olahraga Besei Kambe sudah tidak ada kaitannya dengan hal-hal mistis, namun daya tariknya sangat besar bagi masyarakat.

Saat ini Besei Kambe telah berubah menjadi sebuah olahraga yang bisa dimainkan oleh semua orang. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved