Kabar Dayak

Ritual Manyanggar, Upacara Membuka Lahan Baru Adat Suku Dayak Kalimantan Tengah

ritual Manyanggar yang merupakan upacara adat suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk membuka lahan baru.

Penulis: Nor Aina | Editor: Nia Kurniawan
YouTube binsen channel)
Tujuan ritual manyanggar, upacara untuk membuka lahan baru bagi adat suku Dayak Kalimantan Tengah. ( 

TRIBUNKALTENG.COM - Berikut makna ritual Manyanggar yang merupakan upacara adat suku Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) untuk membuka lahan baru.

Ritual Manyanggar ini ditradisikan oleh masyarakat Dayak Kalimantan Tengah, lantaran percaya bahwa dalam hidup di dunia, selain manusia juga hidup makhluk halus.

Upacara Manyanggar ini dilaksanakan guna untuk membuka lahan baru untuk pertanian.

Selain itu, upacara Manyanggar ini dilaksanakan guna untuk mendirikan bangunan tempat tinggal atau sebelum dilangsungkannya kegiatan masyarakat dalam skala besar.

Baca juga: Makna Ritual Nahunan, Upacara Suku Dayak Kalimantan Tengah Bertujuan Memberikan Nama Kepada Bayi

Masyakarat Dayak perlunya membuat rambu-rambu atau tapal batas dengan roh halus.

Dimana mereka berharap agar keduanya tidak saling mengganggu alam kehidupan masing-masing.

Tak hanya itu, tujuan ritual Manyanggar ini juga sebagai ungkapan penghormatan terhadap batasan kehidupan makluk lain.

Setiap suku dayak satu dengan suku dayak yang lain memiliki berbeda-beda dalam prosesi upacaranya.

Namun secara umum memiliki tujuan yang sama yaitu sebagai wujud rasa syukur dan sebagai tolak bala.

Pada umunya, prosesi upacara Manyanggar dilakukan dengan meletakan dan menyusun beberapa gelas berisi tetesan darah hewan.

Tetesan darah itu telah dikorbankan ke dalam bangunan kecil berbentuk rumah panggung berbahan kayu yang dindingnya dibalut kain berwarna kuning.

Upacara kegiatan Manyanggar ini dipimpin oleh pemuka agama Kaharingan yang disebut Mantir.

Tetesan darah hewan yang dikorbankan diantaranya darah kerbau, kambing, ayam hitam, dan ayam putih, dan sebagainya.

Masyarakat Dayak biasa menyebut rumah sakral tersebut sebagai Pasah Keramat.

Selain darah hewan korban, di Pasah Keramat tersebut juga ditempatkan aneka sesajen.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved