Pemantauan Rukyatul Hilal 2023

Rukyatul Hilal Tak Terlihat di Palangkaraya, Kakanwil Kemenag Kalteng: Tunggu Hasil Sidang Isbat

Kakanwil Kemenag Kalteng, Noor Fahmi mengatakan, rukyatul hilal di Palangkaraya tak terlihat, dirinya mengatakan tunggu sidang isbat dari pusat

Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM/PANGKAN BANGEL
Konferensi pers hasil pemantauan rukyatul hilal oleh Tim Hisab Kemenag Kalteng di Menara Masjid Raya Darussalam, Kota Palangkaraya, Kamis (20/4/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Cuaca hujan halangi pemantauan rukyatul hilal di Kota Palangkaraya, Kamis (20/4/2023) di Menara Masjid Raya Darussalam, Jalan G Obos Induk, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Pemantauan dilakukan oleh tim hisab rukyatul hilal sekira pukul 16.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Kakanwil Kemenag Kalteng, Noor Fahmi membenarkan hal tersebut.

“Pemantauan rukyatul hilal untuk menentukan 1 Syawal 1444 Hijriah terhalang kondisi cuaca yang turun hujan di Kota Palangkaraya,” terangnya.

Kakanwil Kemenag Kalteng mengatakan, secara hisab di Kalimantan Tengah tidak mencukupi 3 derajat.

Baca juga: Rukyatul Hilal Berlangsung, Hasil Sidang Isbat Idul Fitri Jam 18.30 via Link Live Streaming di Sini

Baca juga: BREAKING NEWS, Palangkaraya Diguyur Hujan Lebat Pemantauan Rukyatul Hilal Bisa Tak Terlihat

Terdapat 4 negara yang melaksanakan pemantauan rukyatul hilal yakni dari Menteri Agama Brunei Darussalam, Menteri Agama Republik Indonesia, Menteri Agama Malaysia, dan Menteri Agama Singapura.

Jadi pada 2021 yang lalu, keempat negara telah sepakat, bahwa kriteria visibilitas hilal atau yang dikenal dengan rukyat yaitu tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat

Sedangkan elongasi di Kalimantan tengah saat matahari terbenam pada Kamis (20/4/2023), berkisar antara 1,36 derajat di Palangkaraya.

“Umur bulan di Palangka Raya saat matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara 0,8 menit,” jelas Noor Fahmi.

Sejak Matahari terbenam hingga bulan terbenam, tidak ada objek astronomis lainnya yang jarak sudutnya lebih kecil daripada 10 derajat dari bulan.

“Sehingga berdasarkan fakta-fakta tersebut, bulan baru 1 Syawal 1444 Hijriah belum terlihat pada 20 April sesuai kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS),” ungkap Noor Fahmi.

Baca juga: BREAKING NEWS, Kemenag Kalteng Gelar Rukyatul Hilal di Menara Masjid Raya Darussalam Palangkaraya

Baca juga: Berkah Bulan Ramadhan, Penjualan Buah Kurma di Palangkaraya Laris Manis, Pedagang Untung Besar

Kesepakatan ini menjadi pedoman bagi empat negara ini untuk menetapkan awal bulan Qomariah.

Meski begitu, Kakanwil Kemenag Kalteng tetap menunggu hasil Sidang Isbat yang akan dilaksanakan oleh Menteri Agama Republik Indonesia (RI).

Noor Fahmi mengimbau kepada masyarakat bersabar dalam menunggu hasil Sidang Isbat.

“Seandainya terdapat perbedaan penetapan 1 Syawal, perkuatlah toleransi dan saling menghargai, hal tersebut dikarenakan ada perbedaan kriteria saja antara NU dan Muhammadiyah,” tutup Noor Fahmi. (*)

 

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved