Berita Kobar

Kampung Cina Bantaran Sungai Arut Kobar, Jadi Sejarah Perkembangan Tionghoa di Pangkalan Bun

Rumah panggung masyarakat di bantaran Sungai Arut tampak menjulang tinggi di atas permukaan air sungai,termasuk bangunan di Kampung Cina.

Penulis: Danang Ristiantoro | Editor: Fathurahman
(Tribunkalteng.com / Danang Ristiantoro)
Kampung Cina di Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah. 

"Biasanya malam sebelum tahun baru Imlek orang- orang kalau malam keliling bawa obor arak tenglong," ujarnya.

Kemudian, pada saat pagi harinya, imlek saling kunjung ke rumah warga, biasa yang datang dapat ampau, lalu makan kue, permen dan lainnya.

"Untuk saat ini sudah tidak ada lagi, biasanya ibadah ke Kelenteng, kemudian hanya beberapa rumah saja yang membuka rumah dan menerima tamu," jelasnya.

bangunan kamoung cina
Bangunan rumah orang Cina terbuat dari kayu. Bangunan di Kampung Cina yang berada di RT 1 Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan Kotawaringin Barat (Kobar). Tribunkalteng.com / Danang Ristiantoro

Terpisah, Ketua Rt 1 Kelurahan Raja Seberang Imran (68) menceritakan bahwa tinggal belasan orang saja yang tinggal di Kampung Cina tersebut, sebagian besar orang Cina dari Pontianak dan Surabaya.

"Rumah - rumah Cina itu banyak ditinggali pendatang, bahkan ada orang lokal sini, mereka sudah pindah ke darat semua," ujarnya.

Kemudian, saat moment Imlek sekarang ini juga sudah tidak ada kegiatan Imlek yang ramai - ramai seperti dulu, seperti measang lampion, obor dan lainnya.

"Orang - orang Cina yang dulu lahir dan tinggal di Kampung Cina ini, biasanya saat Imlek mereka datang kesini lalu membagikan ampau ke anak - anak itu, kalau perayaan sudah tidak disini. Mereka di Kelenteng," imbuhnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved