Berita Kobar
Jalan Pangkalan Bun - Kolam Kobar Rusak Berat Dan Berlumpur, Antrean Kendaraan Capai 2 Kilometer
Jalan penghubung Panglan bun - Kolam mengalami rusak berat karena berubah jadi jalan berlumpur, terjadi antrean panjang kendaraan hingga 2 kilometer.
Penulis: Danang Ristiantoro | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, PANGKALAN BUN - Jalan penghubung Panglan bun - Kolam atau Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin barat, mengalami rusak berat karena berubah jadi jalan berlumpur.
Dampak jalan rusak Jalan Pangkalan Bun - Kolam menyebakan terjadinya antrean panjang kendaraan hingga 2 kilometer di kawasan tersebut.
Ruas Jalan Ahmad Shaleh penghubung arah Pangkalan Bun - Kolam, yang mengalami kerusakan cukup parah dan berlumpur sebabkan kendaraan ambles sehingga lalulintas macet.
Kondisi tersebut memaksa kendaraan melintas secara bergantian. Bahkan, arus lalu lintas sempat macet sekitar 2 kilometer lebih, akibat ada truk yang ambles, pada Rabu (21/12/2022).
Baca juga: Polisi Kembangkan Pencurian di CU Keliling Kumang Kapuas Hulu, Pelaku Lain Turut Dibekuk
Baca juga: Kapal Berbendera Vietnam Diamankan di Perairan Kalbar, Diduga Selundupkan Satwa Dilindungi
Baca juga: Mobil Honda Jazz Tabrak Warung Makan di Sungai Lulut Banjarmasin, Diduga Sopir Kelelahan Usai Ziarah
Baca juga: Menghadap Laut Cina Selatan, Perairan Kalbar Sering Jadi Jalur Penyelundupan Satwa Dilindungi
Kerusakan tersebut tepatnya di kilometer 5 atau tepat di depan SMK Negeri 4 Pangkalan Bun, Kelurahan Mendawai Seberang, Kecamatan Arut Selatan.
"Kondisi seperti ini sudah terjadi berhari - hari, dan kalau ada kendaraan yang terjebak di lumpur maka dalam waktu singkat, sekitar 1 jam saja macet sudah 2 kilometer lebih, karena memang arus lalu lintas di jalan ini cukup ramai," kata Lurah Mendawai Seberang Muhammad Mapro Hafazi Hadi.
Ia menuturkan, jalan Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama ini dalam proses perbaikan, dan di titik ruas jalan yang rusak juga sudah sering ditimbun, namun karena memang kendaraan yang melintas melebihi kapasitas maka jalan tetap rusak.
"Selama proses perbaikan ini, kendaraan dengan roda 6 yang bermuatan melebihi kapasitas sudah diimbau untuk tidak melintas, tetapi mereka tetap nekat," sebutnya.
Pengakuan para sopir ini tetap rela menggunakan lajur Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama ketimbang memutar melalui jalur Lamandau, yaitu lebih memangkas jarak dan juga kebutuhan BBM.
"Meski kondisi seperti ini, sopir itu tetap memilih lewat sini. Biar waktu lama, tapi irit di BBM dan juga kondisi jalan lebih aman. Kalau lewat Lamandau jalan cukup ekstrim," ungkapnya.
Guna membantu kelancaran, lanjut Muhammad Mapro Hafazi Hadi warga Kelurahan Mendawai Seberang secara swadaya membuat titian atau jembatan darurat untuk membantu pengendara roda 2 melintas.
Selain jembatan roda dua, warga juga membuat jalur khusus untuk kendaraan roda 4 atau minibus. Warga yang melintas tidak dikenakan tarif, hanya memberi se-ikhlasnya.

"Ada beberapa titik jalur khusus roda 2 yang dibangun warga, sehingga roda dua bisa aman melintas pada titik jalan yang rusak," imbuhnya.
Bahkan, menurutnya pernah terjadi kemacetan yang cukup panjang dan lama di jalur tersebut, yaitu sejak pukul 17.00 WIB, kendaraan baru bisa keluar dari titik macet pada pukul 24.00 WIB.
"Kalau sudah ditutup hujan, jalan yang berlubang pasti digenangi air, ditambah dilalui kendaraan dengan tonase yang melebihi kapasitas, maka jalan pasti akan semakin rusak," pungkasnya. (*)