Ruang Tamu Tribun Kalteng
Stok Ayam Kalteng Cukup, Minyak Solar Sulit Didapat Picu Harga Ayam Potong Naik
Harga ayam potong di Kalimantan Tengah (Kalteng) cenderung fluktuatif, sulit diprediksi.
Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Harga ayam potong di Kalimantan Tengah (Kalteng) cenderung fluktuatif, sulit diprediksi.
Menurut Andi Bustan, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia Provinsi Kalteng, hal itu disebabkan beberapa faktor.
Yang pertama karena naiknya bahan bakar minyak (BBM), hal ini memicu kenaikan harga ayam potong di pasaran serta komoditi lainnya.
"Kenaikan harga BBM picu kenaikan harga ayam potong. Meski stok cukup. Juga berbagai komoditi pasti naik. Pakan juga naik, dari 360 ribu sekarang 450 ribu," kata Andi di Pocast Ruang Tamu Tribun Kalteng, Selasa (12/4/2022).
Baca juga: Pengedar Sabu Sampit Diamankan di SPBU Jalan Soedirman, Petugas Sita 371,88 Gram Sabu
Baca juga: Pinsar Kalimantan Tengah Memastikan Stok Ayam Potong Cukup Saat Hari Raya Idul Fitri
Baca juga: Kemenag Kapuas Lakukan Persiapan Keberangkatan Haji, Calon Jemaah Lebih 300 Orang
Lebih lanjut dia menjelaskan jika transportasi distribusi ayam potong menggunakan BBM jenis solar. Karena itu kenaikan harga di pasaran tidak bisa dihindari.
Dalam seminggu ini, menurutnya ada peningkatan harga ayam dari kandang, dari Rp 22 ribu hingga Rp 24 ribu. 1 hari sebelum puasa Rp 20 ribuan, dengan begitu harga dipasaran bisa Rp 32 ribu jika stabil.
Namun H -3 sampai H+3 lebaran, stok dipastikan aman. Karena tanggal 23 Maret sampai 26 Maret pihaknya menambah pasokan bibit untuk peternak ayam.
"Untuk keperluan palangkaraya sekitarnya 18 ribu hingga 19 ribu ekor per hari. Ini kita tambah 22 ribu hingga 23 ribu ekor per hari, untuk kestabilan stok dan harga" jelasnya.
Saat ini peternak ayam potong juga didukung dengan hadirnya kandang modern yang mempu menggenjot produksi ayam potong. Hingga 70 persen kebutuhan pasar di Kalteng mampu terpenuhi.
Dia juga mengajak agar investor maupun peternak tradisional agar beralih ke kandang modern karena memiliki banyak keunggulan dibanding kandang tradisional.
Selanjutnya yang mempengaruhi fluktuatif haarga ayam potong adalah Adanya pihak broker ayam potong di Kalteng.
Ini harus diakomodir dengan dibentuk perhimpunan atau asosiasi agar mudah berkoordinasi menstabilkan dan menjaga stok ayam potong di Kalteng.
"Perlu membuat perkumpulan broker agar dapat mengendalikan harga ayam potong. Tidak ada sejarahnya brokeer rugi. Karena Ada 3 kali turunan: peternak, pemotong, broker, pedagang," ungkap Andi.
Kendati demikian, pihaknya menilai harus ada koordinasi antar pemerintah, yakini Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian di Kalteng dengan perusahaan serta pelaku peternak.
"Koordinasi itu misalnya, kebutuhan kita 200 ribu ekor, ya cukup disuplai 200 ribu ekor. Jangan lebih dan kurang, karena kalau lebih harga akan anjlok dan kalau kurang harga akan naik," pungkasnya. (*)