Premium Resmi Dihapus, Harga Pertalite Tetap, Pertamina Jamin Stok BBM Aman
Pengguna bahan bakar minyak (BBM) jenis premium bakal harus mengeluarkan uang lebih banyak karena PT Pertamina resmi tidak lagi menjual
TRIBUNKALTENG.COM, JAKARTA - Masyarakat pengguna bahan bakar minyak (BBM) jenis premium bakal harus mengeluarkan uang lebih banyak karena PT Pertamina (Persero) resmi tidak lagi menjualnya.
Pertamina menghapus BBM jenis premium atau BBM RON 88 ke masyarakat, setelah pertalite ditetapkan sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).
Pjs. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, Pertamina sebagai pelaksana penyaluran BBM tentunya akan melaksanakan apa yang ditugaskan regulator.
"Pemerintah sudah menyatakan tetap akan menjaga harga pertalite dalam kondisi saat ini (Rp 7.650 per liter). Artinya harga pertalite tidak berubah," kata Irto Ginting saat dihubungi, Rabu (30/3/2022).
Baca juga: Kabar Penghapusan Dua Jenis BBM Ini Jadi Pembicaraan Ojol Palangkaraya, Ini Penjelasan Pertamina
Baca juga: Ternyata Angka 31, 34, 53 atau 64 di Papan SPBU Pertamina Tidak Sembarangan, Ini Arti Kode Angkanya
Baca juga: Personel Satpol PP Samarinda Angkut Paksa Mesin POM Mini BBM Milik PKL di Trotoar Jalan Juanda
Meski premium tidak lagi dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Irto Ginting memastikan Pertamina akan selalu menjaga ketersediaan stok BBM untuk masyarakat.
"Masyarakat tidak perlu khawatir untuk stok, Pertamina memastikan stok BBM, baik pertalite maupun BBM jenis lainnya supaya mencukupi kebutuhan masyarakat," ujar Irto Ginting.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian ESDM menetapkan pertalite sebagai JBKP menggantikan premium.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, bensin (gasoline) RON 90 telah ditetapkan sebagai JBKP berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No 37.K/HK.02/MEM.M/2022, tertanggal 10 Maret 2022.
"Kuota JBKP Pertalite pada tahun ini ditetapkan sebesar 23,05 juta kiloliter (KL)," kata Tutuka Ariadji.
Adapun realisasi penyaluran JBKP Pertalite hingga Februari 2022, kata Tutuka Ariadji, sebesar 4,25 juta KL atau telah melebihi kuota atau lebih 18,5 persen dari kuota Februari.
"Ini akan terjadi over kuota 15 persen (26,5 juta KL) dari kuota yang ditetapkan (23,05 juta KL)," papar Tutuka Ariadji.
Tahan harga
Beberapa hari lalu, Presiden Jokowi menceritakan kondisi global yang penuh ketidakpastian saat menghadiri acara Dies Natalis ke-46 Universitas Sebelas Maret di Solo, Surakarta, Jawa Tengah.
Salah satunya kelangkaan energi yang menyebabkan naiknya harga minyak dunia yang diperparah dengan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina.
"Tambah perang harga naik, kita tahu 2020 minyak harganya hanya kira-kira 600an, 60 dolar per barel. Hari ini kira-kira 115. Itu pun sebelumnya minggu lalu sudah di angka 130 dolar," kata Jokowi.
Kenaikan harga minyak dunia tersebut sudah hampir dua kali lipat.
Kenaikan harga berdampak pada naiknya harga jual BBM ke masyarakat di sejumlah negara.
Pemerintah sendiri, kata Presiden Jokowi, masih berupaya menahan agar harga BBM tidak naik.
"Dua kali lipat semua negara harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga. Kita di sini masih nahan-nahan. Bu menteri saya tanya gimana bu? Tahannya sampai berapa hari ini? kita nahan-nahan terus," katanya.
Karenanya, kata Presiden, bukan perkara mudah mengelola anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Alhamdulillah Indonesia bisa mengelola keuangan di tengah terpaan Covid-19. Betapa tidak gampangnya mengelola APBN, mengelola keuangan di situasi yang sangat extraordinary ini. Dan kita tahu bahwa dunia sekarang ini pada situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang," kata Presiden Jokowi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Premium Sudah Tak Lagi Dipasarkan, Pertamina Pastikan Stok Pertalite Tetap Ada,
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kalteng/foto/bank/originals/pengendara-motor-mengantre-di-spbu-bbm_20151006_105515.jpg)