Jenazah di Dinas Tanaman Pangan
Penemuan Jenazah di Palangkaraya, Niat Jenguk & Ajak Pulang ke Bukit Rawi Temukan Anaknya Meninggal
Penemuan Jenazah di Palangkaraya, ditemukan lagi seorang pria yang meninggal dunia seorang diri di sebuah pos satpam bernama Mit Hendra (30)
Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Penemuan Jenazah di Palangkaraya, ditemukan lagi seorang pria yang meninggal dunia seorang diri di sebuah pos satpam bernama Mit Hendra (30).
Hendra ditemukan terbujur kaku di dalam kamar pos satpam, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan, Jumat (18/2/2022) tadi.
Lokasi penemuan di Jalan Wilem AS, Menteng, Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Ayah korban, Junadi Otop (56) membenarkan jenazah tersebut merupakan anaknya.
“Saya sore tadi hendak melihat dia, rumah kami di Jalan Lintas Bukit Rawi. Ia tinggal di pos satpam karena jauh jika harus bolak balik setiap harinya,” jelasnya kepada Tribunkalteng.com.
Saat hendak melihat kondisi anaknya di pos satpam tempat anaknya bekerja, Junadi terkejut Hendra sudah tidak bergerak.
Baca juga: Penemuan Jenazah di Palangkaraya, Korban Meninggal Kondisi Tertelungkup di Depan Televisi Menyala
Baca juga: BREAKING NEWS, Penemuan Jenazah Pria Kondisi Membusuk di Jalan Tjilik Riwut Km 13 Palangkaraya
“Saya datang pukul 15.30 WIB, saat itu hendak mengajaknya pulang ke rumah. Lalu kembali lagi ke pos satpam hari senin. Ternyata ia sudah meninggal dunia saat saya datang,” ujar Junadi.
Jenazah Hendra sendiri ditemukan dalam posisi terlentang tanpa menggunakan baju. Junadi langsung memanggil pegawai dari tempat anaknya bekerja.
Menurut informasi yang berhasil di himpun oleh Tribunkalteng.com dari sang ayah, kalau Hendra memiliki penyakit seperti lumpuh.
Baca juga: Breaking News, Penemuan Jenazah di Pos Keamanan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Palangkaraya
Baca juga: Jenazah Dalam Rumah di Jalan Tjilik Riwut Km 13, Kejadian Kedua di Palangkaraya Awal 2022
“Ia harus bergantung dengan obat, jika tidak minum obat tersebut anak saya tidak bisa berjalan. Tapi jika sudah minum obat tersebut, 1 jam kemudian Hendra bisa kembali berjalan,” terang Junadi.
Saat hendak dibawa ke rumah sakit dan dilakukan visum oleh pihak kepolisian, Junadi menolak dan hendak membawa langsung anaknya ke rumah.
 
“Saya ingin anak saya langsung dibawa ke rumah saja untuk disembahyangkan. Jika visum dan ditemukan hal yang aneh, bisa saya yang jatuh sakit dan meninggal dunia,” tutup Junadi Otop. (*)


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											