Palangkaraya Berkabut
Warga Kampung Ponton Tak Ingin Banjir November 2021 Terulang, Air Sungai Kahayan Tambah Tinggi
Seorang warga di bantaran sungai di kawasan Kampung Ponton, Idah, mengatakan sudah beberapa hari ini air kembali meninggi
Penulis: Muhammad Lamsi | Editor: Dwi Sudarlan
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Tak hanya dikejutkan oleh kabut tebal berembun, warga di kawasan pinggir Sungai Kahayan juga khawatir terjadi banjir seperti November 2022 lalu.
Pagi tadi, kabut tebal berembun menyelimuti Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Kabut tebal berembun itu mengganggu jarak pandang sehingga menghambat aktivitas warga berlalu lintas di jalan dan sungai.
Tak hanya kabut tebak berembun, air Sungai Kahayan juga bertambah tinggi.
Berdasar pantauan Tribunkalteng.com dan penuturan warga setempat, ketinggian mencapai satu tangga di Dermaga Rambang, Palangkaraya.
Baca juga: Jarak Pandang Sempat Hanya 20 Meter, Motoris Kelotok Dermaga Rambang Terhambat Kabut Tebal Berembun
Baca juga: Tak Hanya Berkabut Tebal Berembun, Ketinggian Air Sungai Kahayan Palangkaraya Juga Meningkat
Baca juga: Breaking News, Warga Kaget Pagi Ini Palangkaraya Berkabut Tebal Berembun, Jarak Pandang Terbatas
Kekhawatiran pun langsung menyelimuti warga Kampung Ponton.
Mereka khawatir banjir pada November 2021 lalu terulang lagi.
Saat itu mereka bahkan harus mengungsi dan tinggal di posko atau menumpang di rumah saudara dan kerabat yang tidak tergenang banjir.
Seorang warga di bantaran sungai di kawasan Kampung Ponton, Idah, mengatakan sudah beberapa hari ini air kembali meninggi.
"Sudah beberapa hari ini air meninggi, nampaknya karena hujan yang hampir setiap hari turun," ujarnya, Sabtu (22/1/2022).
Idah juga menceritakan, biasanya dalam setahun 2-3 kali air meninggi namun tidak sampai membanjiri rumahnya.
"Biasanya juga tidak banjir, tapi beberapa waktu lalu itu air tinggi hingga masuk ke rumah," tambahnya.

Warga lainnya Anang yang ditemui saat memancing di luapan air Sungai Kahayan, mengatakan hal serupa.
"Walaupun air sungai baru naik sedikit dan ikan yang didapat juga kecil, tapi yang namanya hobi mau gimana lagi," ujarnya
Selain memancing ia juga memasang perangkap ikan yang biasa disebut tampirai (perangkap ikan tradisional).
"Ikan yang didapat cuma ikan-ikan kecil seperti sepat, papuyu, dan kadang-kadang ada anak lusukan (anak ikan gabus). Kalau ikan gabus yang ukurannya lumayan itu jarang ada di air yang baru mulai naik ini," tambahnya.
Senada dengan Idah, pria yang sering di sapa Amang Anang ini juga berharap agar tidak terulang kembali peristiwa banjir pada November 2021 yang lalu. (*)