Peserta Persparani Keracunan Makanan

Puluhan Peserta Keracunan, Panitia Pesparani Kalteng Sebut Penyedia Makanan Memenuhi Syarat

Ketua Panitia Pesparani Kalteng Sutoyo membeberkan, kasus keracunan makanan itu hanya kontingen Palangka Raya, makanan memenuhi persyarakatan

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Ahmad Supriandi
WAWANCARA - Wawancara dengan Ketua Panitia Pesparani, Sutoyo, Minggu (23/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Pada perparani tingkat Provinsi I, puluhan peserta kontingen Palangka Raya mengalami keracunan makanan dan dibawa ke RS Betang Pambelum, Minggu (23/11/2025).
  • Ketua Panitia Pesparani Kalteng Sutoyo mengatakan, pasca peristiwa itu pihaknya mendatangi vendor atau katering untuk memastikan makanan yang dimasak apa sesuai persyaratan kesehatan.
  • Ditegaskan pula untuk biasa perawata para korban ditanggung Pemprov Kalteng.

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Setelah insiden keracunan makanan yang dialami sejumlah peserta Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik I Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah 2025, panitia memastikan bahwa penyedia makanan untuk peserta sudah memenuhi syarat.

Sejumlah peserta keracunan, muntah, dan dilarikan ke RS Betang Pambelum pada Minggu (23/11/2025) sekira pukul 14.00 WIB.

Ketua Panitia Pesparani Kalteng, Sutoyo membeberkan, pasca kasus keracunan itu, dirinya menanyakan langsung ke jasa boga atau penyedia makanan yang bersangkutan.

"Saya sudah tanyakan semuanya, prosesnya, siapa yang mengantar, hingga tempat penyajiannya. Menurut saya semua sudah memenuhi syarat," ujar Sutoyo usai menjenguk peserta yang keracunan di RS Betang Pambelum, Minggu (23/11/2025) malam.

Sutoyo menyebut, panitia bekerja sama dengan vendor berbeda-beda untuk 11 kontingen peserta Pesparani Kalteng.

Karena penyedia makanan setiap kontingen berbeda, kata Sutoyo, panitia lebih mudah untuk mengetahui vendor mana yang akan dimintai penjelasan.

Adapun peserta yang mengalami keracunan itu hanya dari kontingen Palangka Raya, sedangkan 10 kontingen lainnya tidak mengalami hal yang sama.

"Namanya musibah, saya tidak tahu seperti apa, ada kesalahan teknis apa, biar pihak berwenang untuk (menindaklanjuti, red)," tambah Sutoyo.

Menurut Sutoyo, satu di antara penyebab keracunan itu karena peserta memakan nasi uduk yang dibagikan panitia menjelang siang, padahal makanan tersebut sudah dibagikan sejak pagi.

"Jadi kita yakin dan percaya tidak ada pihak manapun yang sengaja melakukan ini," ujarnya.

Sutoyo juga yakin, pemilik jasa penyedia makanan tak ada niatan yang menyebabkan peserta keracunan.

"Apalagi pemilik catering saya lihat sudah berumur, saya yakin tidak ada punya niat apapun untuk menyakiti orang lain," tegasnya.

Diketahui sebelumnya, akibat kasus keracunan ini, 38 peserta dilarikan ke RS Betang Pambelum dengan gejala yang sama, yakni mual dan muntah-muntah. Dari 38 peserta itu, 14 di antaranya harus dirawat inap.

Peserta yang mengalami keracunan tak hanya anak-anak, tapi juga peserta dewasa, satu di antaranya Julius Evan (31).

Rusriendi, orang tua Julius Evan mengatakan, anaknya muntah hingga 8 kali sebelum dilarikan RS Betang Pambelum.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved