Kakek di Kotim Diduga Diterkam Buaya

Personel BPBD Kotim Ungkap Kendala Pencarian Korban Diterkam Buaya di Sungai Rangkang Pulau Hanaut

Hingga hari ke tiga, anggota BPBD Kotim dan tim SAR lainnya masih melakukan pencarian kakek diduga diterkam buaya di Sungai Rangkang Pulau Hanaut

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
BPBD Kotim untuk Tribunkalteng.com
PENCARIAN - Upaya pencarian terhadap Muhran (63), warga Desa Satiruk, Kecamatan Pulau Hanaut, yang diduga diterkam buaya saat mencari undang ebi di Sungai Rangkang, kembali dilanjutkan pada Senin (24/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Anggota BPBD Kotim bersama tim gabungan lainnya masih melakukan pencarian korban kakek hilang diduga diterkam buaya di Sungai Rangkang, Pulau Hanaut Kotim, Kalteng.
  • Tim gabungan kendala melakukan pencarian karena habitat dan wilayah sungai tersebut sulit untuk dijangkau oleh mereka.
  • Diketahui kakek Murhan diduga diterkam buaya saat mencari udang ebi di sungai tersebut.

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT- Upaya pencarian terhadap Muhran (63), warga Desa Satiruk, Kecamatan Pulau Hanaut, Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, diduga diterkam buaya saat mencari undang ebi di Sungai Rangkang, kembali dilanjutkan, Senin (24/11/2025). 

Tim gabungan memasuki hari ketiga pencarian namun hingga pukul 10.30 WIB, korban masih belum ditemukan.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kotim Multazam mengungkapkan, sejak pagi tim SAR telah masuk ke Sungai Rangkang menggunakan Alat Utama (Alut) RIB milik SAR Sampit. 

Unit tersebut dinilai paling aman untuk menelusuri aliran sungai yang dikenal sebagai habitat buaya muara.

Menurut Multazam, pencarian dilakukan dengan metode penyisiran dari tepi pantai hingga ke bagian dalam sungai. 

Personel BPBD menggunakan perahu karet untuk menjangkau area-area dangkal yang tidak bisa dilalui kapal bermesin besar. Meski demikian, korban masih belum ditemukan.

Ia menjelaskan, kondisi lapangan menjadi salah satu hambatan utama dalam pencarian. 

Tinggi rendahnya air akibat pasang surut membuat tim harus berhati-hati saat memasuki jalur sungai. 

Selain itu, Sungai Rangkang dikonfirmasi sebagai habitat alami buaya muara sehingga aspek keselamatan tim turut menjadi perhatian.

“Informasi dari tim pagi ini menyebutkan bahwa wilayah Sungai Rangkang memang habitat buaya. Karena itu unit yang paling aman untuk penelusuran adalah RIB milik SAR Sampit,” ujar Multazam, Senin (24/11/2025). 

Dokumentasi proses pencarian baru bisa dikirim oleh tim setelah jaringan komunikasi membaik. Terbatasnya sinyal di lokasi membuat laporan harus menunggu hingga petugas mendapatkan akses jaringan yang lebih stabil.

Proses penyisiran dilakukan secara bertahap, mulai dari titik korban pertama kali diduga diterkam hingga ke arah muara yang sering menjadi jalur pergerakan buaya. 

Tim gabungan juga terus memantau area permukaan air untuk mencari tanda-tanda kemunculan korban.

“Penyisiran menuju Sungai Rangkang terus dilakukan hingga ke wilayah yang diduga menjadi tempat buaya membawa korban,” tambah Multazam.

Hingga pukul 10.30 WIB, hasil pencarian masih nihil. Masuk hari ketiga atau 3 x 24 jam sejak kejadian, belum ada titik terang terkait keberadaan Muhran. 

Baca juga: Teriakan Korban dan Temuan Parang Petunjuk Kuat Warga Desa Satiruk Kotim Diduga Diterkam Buaya

Baca juga: Kakek di Desa Satiruk Pulau Hanaut Kotim Disambar Buaya saat Aktivitas di Sungai Rangkang

Meski demikian, pencarian akan terus dilanjutkan oleh tim gabungan dari BPBD, SAR, Ditpolair, aparat desa, dan masyarakat sekitar.

Pihak BPBD memastikan bahwa pencarian tidak akan dihentikan dan akan diperluas sesuai perkembangan kondisi lapangan. 

Warga Desa Satiruk dan keluarga korban masih menunggu dengan harapan besar agar Muhran dapat segera ditemukan. 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved