Kakek di Kotim Diduga Diterkam Buaya
Teriakan Korban dan Temuan Parang Petunjuk Kuat Warga Desa Satiruk Kotim Diduga Diterkam Buaya
Teriakan meminta tolong yang hanya terdengar sekali, dan ditemukannya sebuah parang di tepi sungai menjadi petunjuk penting hilangnya Murhan
Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Ringkasan Berita:
- Seorang kakek saat mencari udang ebi di sungai diduga diterkam buaya di Pulau Hanaut Kotim, sempat terdengar minta tolong sekali dan menghilang.
- Dari lokasi kejadian ditemukan parang dan parang milik korban Murhanoleh warga sekitar.
- Kejadian itu terjadi pada Sabtu (22/11/20250 dini hari. Kini masih dilakukan pencarian kepada korban.
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Teriakan meminta tolong yang hanya terdengar sekali, dan ditemukannya sebuah parang di tepi sungai menjadi petunjuk penting dalam hilangnya Muhran (63), warga Desa Satiruk, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Ia diduga diterkam buaya saat mencari undang ebi di Sungai Rangkang, Sabtu (22/11/2025) dini hari.
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB ketika Muhran bersama dua rekannya, Erwin dan Kimi, berangkat mencari undang.
Saat korban turun ke air untuk mulai mencari, tiba-tiba terdengar teriakan keras memanggil pertolongan. Teriakan itu hanya terdengar sekali, dan seketika suasana kembali sunyi.
Karena kondisi masih gelap, kedua saksi tidak dapat melihat jelas apa yang terjadi.
Namun keduanya menyadari bahwa suara tersebut berasal dari posisi korban berada.
Saat mencoba mendekat, mereka tidak menemukan korban di permukaan air, menandakan korban telah ditarik masuk ke sungai oleh buaya.
Dalam kepanikan, kedua saksi memutuskan kembali ke desa untuk memberi tahu keluarga korban dan perangkat desa.
Laporan kemudian diteruskan kepada Polsek Pulau Hanaut, yang langsung menurunkan personel ke lokasi kejadian.
Saat dilakukan pencarian awal, warga menemukan sebuah parang yang sehari-hari digunakan korban tergeletak di tepi sungai.
Parang tersebut dikenal sebagai alat yang selalu dibawa Muhran setiap kali beraktivitas di sungai.
Temuan itu menjadi bukti terkuat bahwa korban berada tepat di lokasi tersebut sebelum diterkam.
Kapolsek Pulau Hanaut dalam laporan awalnya menyampaikan, temuan parang serta keterangan saksi mengenai teriakan tunggal korban menjadi dua petunjuk penting dalam proses penyelidikan dan pencarian.
Pihaknya telah melakukan pemeriksaan lokasi, mengumpulkan informasi, dan berkoordinasi dengan berbagai instansi.
Pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan yang melibatkan Polair Polda Kalteng (Airud Samuda), Pos Ramil Pulau Hanaut, BPBD Kotim, Pos SAR Sampit, dan warga setempat.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kalteng/foto/bank/originals/Proses-evakuasi-buaya-muara-25-meter.jpg)