Pengasuh Panti di Kotim Dianiaya
Pelaku Penganiayaan Ibu Panti Annida Qolbu Diduga Kembali Beraksi, Remaja Jadi Korban Pembacokan
Korban remaja panti berinisial MK (16) mengalami luka akibat sabetan senjata tajam.
Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Haryanto
Ringkasan Berita:
- Kasus penganiayaan terhadap pengasuh Panti Asuhan Annida Qolbu, Jalan Jaya Wijaya, Kecamatan Baamang, Kotim, berlanjut.
- Setelah pemukulan terhadap ibu panti Kamis (13/11/2025), pelaku berinisial RR (40) kembali membuat teror Sabtu malam (15/11/2025).
- Sebelumnya, korban pertama, Sri Rohani (52), mengalami retak tulang pipi hingga ke bagian mata akibat dipukul pelaku.
- Korban kali ini adalah seorang remaja panti berinisial MK (16) yang mengalami luka akibat sabetan senjata tajam.
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Kasus penganiayaan terhadap pengasuh Panti Asuhan Annida Qolbu, Jalan Jaya Wijaya, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali berlanjut dan menciptakan ketakutan mendalam bagi para penghuni panti.
Setelah melakukan pemukulan terhadap ibu panti pada Kamis (13/11/2025) pukul 10.40 WIB, pelaku berinisial RR (40) kembali membuat teror pada Sabtu malam (15/11/2025) sekitar pukul 19.30 WIB.
Sebelumnya, korban pertama, Sri Rohani (52), mengalami retak tulang pipi hingga ke bagian mata akibat dipukul pelaku.
Kondisi Sri Rohani semakin memprihatinkan karena ia tidak memiliki kaki kiri setelah musibah kebakaran yang menghanguskan asrama panti pada tahun 2024 lalu.
Tidak hanya mengancam, RR diduga melakukan penganiayaan kembali. Namun kali ini yang menjadi korban merupakan anak panti.
Baca juga: Kronologi Lengkap Penganiayaan Pengasuh Panti Annida Qolbu Baamang Kotim Dipukul Penghuni Ngamuk
Kronologi Kejadian
Dari informasi yang didapatkan di lapangan, RR sedang duduk di bersama temannya di dekan Puskesmas Baamang, namun hanya satu orang yang melakukan pembacokan.
Korban kali ini adalah seorang remaja panti berinisial MK (16) yang mengalami luka akibat sabetan senjata tajam.
Ia hanya mengalami luka kecil, karena diduga parang yang digunakan membacok itu dalam kondisi tidak tajam atau tumpul.
Menurut keterangan Sri Rohani, MK dibacok sebanyak tiga kali. Satu sabetan mengenai helm, sementara dua lainnya mengenai pergelangan tangan dan bahu.
Insiden tersebut terjadi di luar area panti, tepatnya di sekitar depan Puskesmas Baamang, dekat warung nasi kuning Tawakal.
Kejadian bermula ketika sejumlah anak panti keluar untuk memantau situasi karena pelaku belum tertangkap.
Mereka berjalan menuju arah luar panti, namun di tengah perjalanan bertemu pelaku.
Salah satu anak panti yang sejak kecil diasuh oleh Sri Rohani mengenali RR dan langsung berusaha menghindar.
Dalam kondisi panik, MK yang berada tidak jauh dari lokasi justru menjadi sasaran pelaku.
Diduga pelaku salah mengira identitas korban.
“Mungkin dia pikir ini anak baru, dia tidak tahu MK adalah anak panti yang sudah lama,” ujarnya.
Serangan itu membuat anak-anak panti semakin trauma.
Mereka menyaksikan langsung bagaimana pelaku masih berkeliaran dan kembali melukai penghuni panti, meski kasus pertama sudah dilaporkan.
Sri Rohani mengungkapkan harapannya agar polisi segera menuntaskan kasus ini.
Ia menyebut anak-anak panti, yang sebagian merupakan yatim piatu, kini hidup dalam ketakutan karena merasa tidak aman.
“Selama orang itu di luar, panti ini tidak akan aman,” ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa kondisi psikologis anak-anak sangat tertekan.
Terlebih melihat kondisi dirinya yang sudah tidak memiliki kaki kiri sehingga tidak lagi leluasa bergerak atau melindungi mereka seperti dulu.
Meski pengurus ingin meningkatkan keamanan, mereka mengaku tidak sanggup menggaji satpam karena keterbatasan dana operasional panti.
Situasi ini membuat para ustaz dan pengurus harus berjaga hampir tanpa tidur sejak kejadian pertama.
Anak-anak panti sempat meminta agar mereka mengungsi ke hotel karena ketakutan, namun Sri Rohani menolak.
Karena baginya, meninggalkan panti justru akan membuat pelaku merasa menang.
“Apapun yang terjadi, kita tidak boleh meninggalkan panti. Ini rumah anak-anak yatim,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa banyak anak panti yang memiliki keterbatasan mental sehingga sangat membutuhkan perlindungan ekstra.
“Kami memelihara jasmani dan rohani mereka. Tidak semua anak di sini mampu melindungi diri,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, polisi disebut masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap pelaku RR, termasuk mengumpulkan keterangan lanjutan dari para saksi dan korban.
Para pengurus panti berharap penangkapan dapat dilakukan secepatnya demi ketenangan dan keselamatan seluruh anak panti.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kalteng/foto/bank/originals/korban-bacok-panti-kotim.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.