Berita Kotim Kalteng

SMK Santo Yosep Sampit Terima Program MBG, Kepsek: Selalu Waspada Terhadap Potensi Kasus Keracunan

SMK Santo Yosep Sampit, yang mulai menerima distribusi MBG di Kotim, Kepala Sekolah ingatkan asupan gizi dari para siswa terkecukupi menu sehat

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra
DOKUMENTASI - Satu diantaranya adalah SMK Santo Yosep Sampit, yang mulai menerima distribusi MBG sejak dua hari terakhir, Rabu (5/11/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), kembali disalurkan ke sejumlah sekolah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). 

Satu diantaranya adalah SMK Santo Yosep Sampit, yang mulai menerima distribusi MBG sejak dua hari terakhir.

Kepala SMK Santo Yosep Sampit Antonius Parulian Situngkir mengatakan, pihaknya sangat bersyukur karena sekolahnya termasuk dari tiga sekolah yang mendapat program tersebut pada tahap awal ini.

“Dua hari ini sekolah kami menerima program MBG. Dari tiga sekolah yang ditunjuk, salah satunya adalah sekolah kami,” ujar Antonius saat ditemui, Rabu (5/11/2025).

Menurutnya, program MBG yang digagas oleh pemerintah pusat dan digolkan langsung oleh Presiden sangat membantu, terutama dalam mendukung kesehatan dan kondisi ekonomi keluarga para siswa.

“Program ini bagi kami sangat-sangat membantu. Dari sisi kesehatan, anak-anak mendapatkan asupan gizi yang lebih baik. Dari sisi ekonomi, tentu meringankan beban para orang tua," bebernya. 

"Karena itu kami mendukung penuh setiap program pemerintah yang peduli pada perkembangan jasmani dan rohani anak-anak,” imbuhnya. 

Antonius menambahkan, selama dua hari pelaksanaan, distribusi makanan berlangsung lancar dan tepat waktu. 

Pihak dapur sekolah telah menyiapkan jadwal dengan baik, sehingga tidak terjadi keterlambatan.

“Distribusi jam 9 pagi, pengambilan peralatan dari pihak dapur jam 12 siang. Jumlah siswa yang menerima sebanyak 31 orang. Semua berjalan sesuai kesepakatan, bahkan sering lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan,” jelasnya.

Ia juga mengungkapkan, pada hari pertama pelaksanaan, sebagian siswa sempat merasa menu yang disajikan berbeda dari biasanya. 

Namun setelah diberikan pemahaman, para siswa mulai mengerti perbedaan antara makanan bergizi dan sekadar makanan enak.

“Awalnya memang ada beberapa anak yang bilang rasanya kurang enak. Tapi kami jelaskan bahwa makanan bergizi itu tidak selalu harus enak di lidah. Syukurlah, anak-anak bisa menerima, bahkan makanan yang disajikan habis semua,” katanya.

Meski baru dua hari berjalan, Antonius menilai pelaksanaan program MBG di sekolahnya berjalan baik tanpa kendala berarti.

“Karena ini baru hari kedua, belum terlihat ada kekurangan. Menu juga sejauh ini baik-baik saja. Kami akan terus memantau agar pelaksanaan tetap lancar,” ucapnya.

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved