DPRD Kotim

Drainase Tersumbat, Genangan Air di Kota Sampit Jadi Sorotan Ketua DPRD Kotim

Ketua DPRD Kotim, Rimbun meminta Dinas SDABMBKPRKP segera turun tangan untuk menindaklanjuti penyebab utama tersendatnya aliran air pada drainase.

Rimbun untuk Tribunkalteng.com
PENGECEKAN DRAINASE - Ketua DPRD Kotim, Rimbun menyoroti drainase di simpang empat Wengga Metropolitan - Jalan Tjilik Riwut yang sudah sepekan terakhir tergenang dan tak kunjung surut, Kamis (21/8/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Genangan air di sejumlah ruas jalan Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah kembali menjadi keluhan masyarakat. 


Salah satunya terjadi di simpang empat Wengga Metropolitan - Jalan Tjilik Riwut yang sudah sepekan terakhir tergenang dan tak kunjung surut.


Ketua DPRD Kotim, Rimbun, ikut menyoroti persoalan ini drainasi yang tersumbat.

Baca juga: Tabung Gas Bocor pada Dapur Kios di Sampit Kalteng, Satu Warga Alami Luka Bakar Ringan


Ia mendesak Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DSDABMBKPRKP) segera turun tangan untuk menindaklanjuti penyebab utama tersendatnya aliran air.


“Drainase yang tersumbat harus segera digali dan diperbaiki. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama,” ujar Rimbun, Jumat (22/8/2025).


Ketua DPRD Kotim menegaskan, genangan yang berhari-hari bukan hanya menghambat aktivitas warga, tetapi juga berisiko merusak jalan dan menimbulkan masalah kesehatan. 


"Kami sudah terima laporan dari masyarakat. Mereka terganggu karena air terus menggenang,” tegasnya.


Menurut Rimbun, sebagian besar drainase di Sampit sudah dangkal akibat sedimentasi serta tumpukan sampah. 


Akibatnya, hujan dengan intensitas sedang saja bisa menyebabkan air meluap ke jalan.


Politisi PDIP ini mengingatkan agar penanganan dilakukan secara menyeluruh, tidak parsial. 


“Bukan hanya memperbaiki di titik-titik tertentu. Kalau musim hujan datang, hampir seluruh kota terdampak,” katanya.


Ia juga menekankan pentingnya peran serta warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. 


“Kalau masyarakat masih membuang sampah sembarangan, saluran drainase tetap akan tersumbat. Pemerintah dan masyarakat harus sama-sama bergerak,” tambahnya.


Sejumlah warga yang ditemui di kawasan tersebut mengaku resah dengan kondisi drainase yang tidak mampu menampung air hujan. 


Bahkan genangan bisa bertahan hingga beberapa hari setelah hujan reda.


“Airnya tidak mengalir. Saluran sudah penuh lumpur dan sampah. Kami berharap pemerintah segera memperbaiki,” ungkap Salim, salah seorang warga.


Warga khawatir, jika masalah drainase ini tidak segera ditangani, potensi banjir di musim hujan akan semakin besar dan berdampak luas pada aktivitas ekonomi maupun kesehatan masyarakat.

(Tribunkalteng.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved