TRIBUNKALTENG.COM - Penceramah Ustadz Abdul Somad kini mengungkapkan hukum merayakan tahun baru sesuai kalender.
Menurut Ustadz Kondang yang akrab disapa UAS ada hal yang diperbolehkan dan tidak dianjurkan.
Lantas apakah hal yang diperbolehkan dan tidak itu?
Baca juga: Keistimewaan Membaca Surah Al-Fatihah Sebanyak 17 Kali, Ustadz Adi Hidayat Paparkan Waktu Terbaiknya
Baca juga: Penjelasan Buya Yahya Soal Hukum Berwudhu Tapi Tertidur, sang Pendakwah Jelaskan Sesuai Kajian Fiqih
Tidak lama lagi tahun 2023 akan berganti menjadi 2024, pada saat itu banyak orang merayakan malam pergantian tahun tersebut.
Di malam pergantian tahun itu, banyak yang merayakan malam tahun baru dengan pesta kembang api, meniup terompet hingga mengadakan acara keluarga.
Bukan hanya itu, ada juga yang merayakan pergantian tahun dengan berbagai macam acara lainnya.
Meski dalam masyarakat hal itu sudah lumrah, namun bagaimana dengan pandangan Islam?
Melansir melalui channel YouTube TAMAN SURGA NET, kini Ustadz Abdul Somad mengungkapkan hukum merayakan tahun baru.
Ustadz Abdul Somad mengingatkan terdapat sejumlah ritual-ritual yang dilarang dalam Islam atau dilakukan orang non muslim.
UAS, sapaan akrabnya, menceritakan sejarah kalender masehi yang hingga kini turut digunakan sebagai penanggalan di Indonesia.
Diketahui, kalender masehi berganti memasuki tahun yang baru diawali bulan Januari. Pada malam pergantian tahun umumnya dilakukan perayaan menyambut tahun yang baru.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan sejarah panjang mengenai kalender tahun baru masehi yang kini dipakai di seluruh dunia termasuk Indonesia.
"Ada seorang kaisar dari Romawi bernama Kaisar Julian yang membuat kalender, dinamailah nama-nama bulan mulai dari Januari, Februari, Maret, April dan seterusnya. Setiap nama bulan ada artinya, ada Kaisar Agustinus dinamailah Agustus, ada patung yang memilik dua kepala hadap depan dan belakang, dinamailah patung itu Januari," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube TAMAN SURGA NET.
Baca juga: Hukum Mengucapkan Selamat Natal Bagi Muslim, Ustadz Abdul Somad Jelaskan Sesuai Surah Al-Kafirun
Kaisar Julian meninggal dunia, kemudian kalender tersebut diambil oleh Paus di Vatikan namanya Paus Greogorius maka digantilah nama kalender itu menjadi Gregorian Kalender.
Ketika Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) terbentuk, dipakailah Gregorian Kalender untuk diseragamkan di seluruh dunia termasuk Indonesia, yang mana dulunya berbentuk kerajaan-kerajaan Islam dan memakai tahun Hijriyah.