Berita Kotim Kalteng

Bekantan Terluka Ditemukan di Perkebunan PT TASK III Cempaga dan Diserahkan ke BKSDA Resort Sampit

Bekantan jantan ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan terluka di kawasan perkebunan PT TASK III, Desa Jemaras, Cempaga, Kotim diserahkan ke BKSDA

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra
PENYERAHAN - Maria yang merupakan karyawan PT TASK III, Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah saat menyerahkan seekor bekantan jantan (Nasalis larvatus) ke petugas BKSDA Resort Sampit, Jumat (25/7/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Seekor Bekantan jantan (Nasalis larvatus) ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kawasan perkebunan PT TASK III, Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. 

Satwa yang dikenal sebagai ikon primata Kalimantan itu ditemukan dalam keadaan lemah dan mengalami luka di bagian kepala.

Penemuan ini terjadi pada Selasa (22/7/2025) sore oleh seorang karyawan perkebunan bernama Maria. 

Saat itu, ia tengah dalam perjalanan pulang kerja ketika melihat bekantan tergeletak di pinggir jalan kebun. 

Tanpa pikir panjang, Maria segera membawa hewan tersebut ke rumahnya untuk diberi pertolongan pertama.

"Bekantan tampak tak berdaya dan mengalami luka di pelipis. Oleh Maria, lukanya dibersihkan dengan betadine dan diberi antibiotik jenis ampisilin," kata Komandan BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, saat dikonfirmasi pada Sabtu (26/7/2025).

Beberapa hari setelah merawat bekantan tersebut, Maria menyadari bahwa satwa itu termasuk dalam kategori hewan yang dilindungi. 

Ia kemudian melapor ke pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah melalui Pos Sampit.

Petugas BKSDA segera merespons laporan tersebut dan menindaklanjutinya dengan mendatangi lokasi pada Jumat (25/7/2025). 

Proses evakuasi dilakukan dengan melibatkan pihak perusahaan sebagai saksi serah terima.

"Kami mengapresiasi tindakan Maria dan dukungan dari pihak perusahaan. Penyerahan dilakukan secara sukarela dan lancar," ujar Muriansyah.

Saat ini, bekantan jantan itu tengah menjalani perawatan lebih lanjut di bawah pengawasan medis BKSDA. 

Tim dokter hewan akan melakukan observasi untuk memastikan kondisinya stabil sebelum memutuskan apakah satwa tersebut dapat dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya.

Muriansyah menyebutkan bahwa kepedulian masyarakat seperti yang ditunjukkan oleh Maria menjadi contoh yang sangat positif. 

Ia berharap, masyarakat tidak sembarangan memperlakukan satwa liar, apalagi jika tergolong dilindungi oleh hukum.

"Kalau menemukan satwa liar, jangan langsung dipelihara atau diabaikan. Segera hubungi kami atau aparat terkait agar bisa ditangani secara profesional," imbaunya.

Ia juga menyoroti meningkatnya interaksi satwa liar dengan lingkungan manusia dalam beberapa tahun terakhir. 

Menurutnya, musim kemarau dan aktivitas pembukaan lahan menjadi penyebab utama terganggunya habitat alami satwa, termasuk bekantan.

Baca juga: Bekantan ini Kini Huni Hutan Kecamatan Seranau, Efek Amuk Kantor Pondok Pesantren Darul Amin Sampit

Baca juga: Viral di Kalteng, Bekantan Amuk Kantor Pondok Pesantren Darul Amin Sampit Kotawaringin Timur

Sebagai informasi, bekantan merupakan primata endemik Pulau Kalimantan yang saat ini masuk dalam daftar hewan terancam punah. 

Populasinya terus menurun akibat perusakan habitat seperti deforestasi dan kebakaran hutan. 

Upaya konservasi pun terus digencarkan oleh berbagai pihak untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved