ASN Kotim Korban Tali Layangan
Benang Layangan Celakakan ASN di Jalan Jeruk I Sampit Kotim Kalteng
Korbannya adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengalami luka cukup serius di bagian kepala akibat terjerat benang layangan.
Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Haryanto
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Ancaman benang layangan kembali memakan korban di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Kali ini, korbannya adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengalami luka cukup serius di bagian kepala akibat terjerat benang layangan.
Diketahui, saat itu korban sedang berkendara di Jalan Jeruk I, Kelurahan Mentawa Baru Hilir, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Selasa (22/7/2025) kemarin.
Peristiwa nahas tersebut terjadi saat korban tengah dalam perjalanan pulang usai bekerja.
Tanpa disadari, benang layangan yang melintang di jalan menjerat bagian dahinya dan langsung menyebabkan luka berdarah cukup parah.
“Saya melihat saat kejadian, ibu itu tepat di bagian dahinya berdarah kena benang layangan. Langsung dibawa ke rumah sakit oleh warga yang membantu,” ujar Andri, warga sekitar yang menyaksikan kejadian tersebut, Rabu (23/7/2025).
Baca juga: Rapat Komite Keamanan Bandara H Asan Sampit, Layangan dan Gedung Walet Ganggu Aktifitas Penerbangan
Meski identitas korban belum diungkap secara resmi, namun warga membenarkan bahwa korban merupakan ASN yang setiap harinya melintasi jalur tersebut.
Luka yang dialami cukup dalam dan membuatnya syok hingga harus mendapat perawatan medis.
Insiden ini menambah daftar panjang korban akibat benang layangan, terutama jenis benang gelasan, yakni benang yang dilapisi serbuk kaca dan sangat tajam.
Dalam beberapa pekan terakhir, laporan serupa juga mencuat dari sejumlah pengendara lain yang mengalami luka di wajah dan leher.
Sebelumnya, seorang pengemudi ojek online (ojol) juga menjadi korban benang layangan saat melintas di kawasan Kecamatan Baamang.
Seperti kasus lainnya, benang tidak terlihat jelas oleh pengendara hingga akhirnya menjerat secara tiba-tiba.
Warga mengaku resah dengan maraknya aktivitas bermain layangan di area permukiman, terutama yang dekat jalan raya.
Banyak anak-anak dan remaja yang tidak memperhatikan keselamatan orang lain saat bermain layangan.
“Sudah sering kejadian seperti ini. Tapi tetap saja anak-anak main layangan di pinggir jalan. Harusnya ada penertiban dan larangan dari pemerintah,” tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.