Kota Cantik

Ikan Gabus dan Baung Jadi Nugget hingga Fishroll, Solusi Gizi Lawan Stunting di Palangka Raya

Ikan Gabus dan Ikan Baung diolah jadi makanan modern nugget, sate lilit, rollade isi sayur, hingga fishroll, upaya membantu pencegahan stunting

Penulis: Arai Nisari | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Arai Nisari
OLAHAN IKAN - Ketua GOW Kota Palangka Raya, Merty Ilona (Kiri), bersama Kepala Dinas Perikanan Kota Palangka Raya, Indriarti Ritadewi, mencicipi salah satu olahan menu berbahan dasar ikan lokal dalam Lomba Masak Serba Ikan di Rumah Jabatan Wali Kota Palangka Raya, Rabu (16/7/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYAIkan Gabus dan Ikan Baung tak lagi hanya diolah jadi pindang atau digoreng biasa. Lewat tangan kreatif para ibu PKK dari lima kecamatan di Palangka Raya, kedua ikan lokal itu disulap menjadi menu-menu modern seperti nugget, sate lilit, rollade isi sayur, hingga fishroll.

Aneka sajian tersebut tersaji dalam Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Kota Palangka Raya yang digelar Dinas Perikanan bekerja sama dengan TP PKK Kota Palangka Raya, Rabu (16/7/2025), di Rumah Jabatan Wali Kota Palangka Raya.

Namun di balik kompetisi ini, ada pesan penting yang ingin disampaikan yaitu, pentingnya mengenali dan memanfaatkan potensi ikan lokal sebagai sumber gizi, terutama untuk penanganan stunting pada anak.

Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Palangka Raya, Merty Ilona, menilai ikan lokal seperti gabus dan baung menyimpan kandungan gizi tinggi yang belum banyak diketahui masyarakat.

“Ikan lokal kita ini luar biasa. Gabus, misalnya, kandungan albuminnya tinggi, bagus untuk kesehatan, apalagi untuk pemulihan tubuh. Bahkan sekarang sudah dibuat jadi kapsul,” ujarnya saat ditemui usai acara.

Merty menekankan pentingnya mengedukasi masyarakat agar tidak hanya mengkonsumsi ikan, tapi juga mengolahnya dengan cara yang lebih bervariasi agar bisa diterima oleh semua kalangan.

“Hari ini kita men-challenge lima kecamatan supaya bisa menghadirkan inovasi olahan ikan yang cocok untuk semua usia baik anak-anak, remaja, sampai orang tua,” tambahnya.

Dalam perlombaan, muncul berbagai menu inovatif. Dari nugget ikan gabus yang disukai anak-anak, sate lilit yang terinspirasi kuliner Bali, hingga rollade isi sayur yang kaya gizi. Semua disajikan dengan tampilan menarik dan rasa yang tak kalah dari restoran.

“Anak-anak mungkin bosan kalau cuma digoreng. Tapi kalau dibuat kreatif seperti ini, mereka jadi suka makan ikan. Itu bagus sekali untuk mendukung pemenuhan gizi mereka,” kata Merty.

Menurutnya, memanfaatkan ikan lokal sebagai bahan utama menu keluarga bisa menjadi salah satu solusi nyata dalam menurunkan angka stunting.

“Kita punya PR besar soal stunting. Kalau kita bisa olah ikan lokal ini dengan cara yang lebih kreatif, itu bisa jadi terobosan penting di lapangan,” jelasnya.

Merty berharap, resep-resep dari lomba ini bisa diterapkan langsung di rumah oleh masyarakat, karena gizi yang baik tidak harus mahal.

“Kita punya ikan, punya kreativitas. Tinggal bagaimana kita menjadikan itu sebagai solusi untuk hidup sehat dan generasi yang lebih kuat,” tutupnya.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved